Lihat ke Halaman Asli

Bercanda Burung-Burung

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja ini..
Di pucuk-pucuk angsana dan meranti..
Tempat kau bangunkan sarang untuk aku menanti..
Indah berpendar..
Bias cakrawala senja dalam lukisan surga..
Ketika segerombol merpati menghampiri..
Membawa berita dari seberang lautan..

"..elangmu ternyata tak sempurna. Mata yang mestinya tajam dalam perburuan, kabur berselubung titik-titik hitam. Ia tlah menjadi durjana. Ia tak lebih dari seekor gagak yang kelaparan.."..
Lamunku pias dalam kekalutan..
Seiring bahana yang berkumandang..

Tak mengerti..
Cecar tanya memburu jawaban pasti..
"..mengapa,kau hinakan dirimu dalam nista? Saat kau bisa menjadi tangguh dan perkasa.."..
Diammu menyimpan makna tersembunyi..

Hati berbisik lirih dalam puji..
Semoga semua itu adalah mimpi..
Yang kudapati hanya airmata..
Cermin batin yang kian teraniaya..

Bercanda burung-burung..
Tawa mereka bergaung..
Tenggelamkan jiwaku dalam sedan,di antara ilalang..
Untuk kemudian hilang tersapu angin..
Hampa dalam ketidakpastian..

Dan di atas sana..
Tiba-tiba langit menjadi mendung..
Pekat..tak berujung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline