Lihat ke Halaman Asli

Kompas, Tempo & MetroTV Kenc*ng Berlari, Obor Rakyat Kenc*ng Berdiri

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14027884161960708331

Apa yang bisa anda dapat dari media seperti Kompas, Tempo dan MetroTV sejak reformasi?.

Berikan pertanyaan ini pada 10 orang waras maka yang menjawab bahwa mereka ‘gak dapat apa-apa’ adalah 11 orang, 10 yang waras 1 gak waras.

Kemudian anda tanya kembali pada ke-11 orang tersebut, sejak Pemilu 2014 kemarin apakah anda puas memperoleh berita atau informasi terkait Pemilu dari ketiga media diatas?.

Maka 10 orang tersebut menjawab sambil cengengesan atau tertawa-tawa sembari mengisyaratkan bahwa mereka baru saja pulang dan menunjuk pada sebuah bus yang bertuliskan ‘RSJ….’. Mereka menderita phobia semacam ‘jijik berlebihan’ stadium 10 dan muntah-muntah berkepanjangan.

Ternyata reformasi melepas publik dari gigitan mulut harimau masuk ke perut pemakan bangkai nomor satu yakni buaya.

Ketika rezim Orba berkuasa dengan tangan besi, publik ikut merasakan pedihnya nasib media massa saat itu yang banyak menjual atau mengumbar idealisme (agar laku keras ngkali ya..).

Namun ketika rezim Orba pergi digantikan rezim reformasi zaman berubah nasibpun berubah serta keadaan terbalik yang bertangan besi bukan penguasa tapi media.

Itung-itung masih lebih enak zaman Orba karena yang menjual idelisme masih ada he he he.., sementara sekarang yang menjual idealisme gak ada lagi alias nol besar, dan gak bisa berharap keadaan terbalik juga karena ideaslime gak mungkin datang dari penguasa.

Kenapa harus gusar dengan Obor Rakyat?, toh dia hanya anak bawang yang mencerminkan perilaku gurunya. Sejauh-jauhnya kesalahan Obor Rakyat hanyalah ‘kampanye negatif’ karena media ini mengungkap kenyataan bagi calon pemimpin. Sementara yang lain bisa dibuktikan telah melakukan atau banyak melakukan ‘kampanye hitam’.

14027898021392334098

14027901951843398289

1402791081891836126

Jangan lupa, bagi calon pemimpin/kepala negara harus siap dikritisi apa saja demi kepentingan bangsa dan publik. Apalagi terhadap perilaku negatif yang mungkin disembunyikan atau menyembunyikan riwayat hidup yang simpang siur.

Publik yang bingung menunggu-nunggu penjelasan semakin bingung karena yang ditunggu malah penjelasan sepotong-potong, digoreng kesana-kemari dan gak tuntas-tuntas.

Akhirnya Obor Rakyat mengambil perannya.

Jadi salahkan dulu diri sendiri, jangan langsung tunjuk orang lain.

sumber berita&gambar :

http://media.kompasiana.com/new-media/2012/07/28/bukti-kompas-pembela-jokowi-ahok-474671.html

http://forum.detik.com/makin-rame-pengakuan-jilbab-pink-wartawan-tempo-t831915.html

http://regional.kompasiana.com/2013/12/18/sensitif-kompascom-berbagi-link-pornografi-617496.html

http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2014/06/15/tatkala-kompas-di-bully-karena-berita-666469.html

http://perindusyurga1.blogspot.co.uk/2013/05/mengapa-metro-tv-membenci-umat-islam.html






BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline