Proses melahirkan adalah proses yang normal dalam kehidupan seorang wanita yang dirancang untuk membawa bayi ke dunia. Meskipun proses ini biasanya tidak berbahaya, ada risiko yang terkait dengan melahirkan, seperti komplikasi saat persalinan, yang dapat mengharuskan perawatan medis yang tepat waktu. Pada dasarnya, pemantauan kontraksi perut ibu hamil adalah elemen penting dalam perawatan prenatal. Kontraksi uterine adalah proses alami yang terjadi selama kehamilan dan berpotensi mengandung informasi yang berharga tentang kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin. Oleh karena itu, pemantauan kontraksi perut adalah salah satu elemen utama dalam perawatan prenatal yang efektif dan pencegahan komplikasi selama kehamilan.
Berdasarkan pengalaman Mar'ati Amalia Rizqiyah, mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan, Prodi Kebidanan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Untuk melakukan pengecakan kontraksi pada ibu hamil, sampai saat ini para bidan masih melakukan pengecekan secara manual, sebagaimana yang dilakukannya saat praktikum.Melihat hal itu, dia bersama Sahrul Romadhoni, Moh.Nurus Sobah dan Agus Sugianto mahasiswa Prodi Elektro, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menciptakan sebuah inovasi baru. Yakni berupa alat sistem monitoring kontraksi perut ibu hamil berbasis Internet of Things (IoT) dengan sensor Elektromiograf (EMG). Adapun cara kerja alat ini yaitu saat otot berkontraksi dan berelaksasi, otot menghasilkan potensial listrik yang dapat dideteksi oleh sensor elektromiograf. Hasil pembacaan dari sensor tersebut kemudian dikirimkan ke aplikasi pada smartphone melalui WiFi. "Penggunaan Internet of Things disini sangat berperan penting karena memudahkan proses pemeriksaan kontraksi tanpa perlu memeriksa secara langsung kondisi perut ibu yang akan melahirkan ,Jadi alat ini bisa dikontrol dari jarak jauh," tegas Sahrul.
Proyek berjudul Rancang Bangun Sistem Monitoring Kontraksi Pada Ibu Hamil Berbasis IoT ini berhasil mendapatkan pendanaan pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kemdikbud-Ristek 2023.
"Kami juga mendapat dukungan dan bimbingan langsung dari dosen Teknik elektro, Ibu Indah Sulistyowati,ST, MT. Besar harapan kami, alat ini bisa tembus sampai ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) dan bisa mendapatkan hak paten dari pemerintah," harap Amalia mengakhiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H