Lihat ke Halaman Asli

Pertunjukan Wayang Godhong bertajuk "IJO ROYO-ROYO"

Diperbarui: 22 Juni 2024   19:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar.1 /dokpri

Sinopsis Pertunjukkan Wayang Godhong Goespoer dengan Lakon "IJO ROYO-ROYO"

Dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni 2024, dengan Tema "Napak Bumi Nggayuh Kahyangan", di Objek Desa Wisata Tol Kayangan, Wonolelo, Magelang.

Oleh Prof. Dr. Agus Purwantoro, M.Sn

Guru Besar Penciptaan Seni Performance Art Prodi Seni Rupa Murni

Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS)

IJO ROYO-ROYO dalam lakon Wayang Godhong Goespoer mempresentasikan kesuburan dan kemakmuran yang merupakan anugerah dari Allah SWT untuk kehidupan manusia di muka bumi. Salah satu wujud filosofis Ijo Royo-Royo itu adalah pemandangan yang hingga saat ini bisa kita lihat di Kawasan TOL Kahyangan Wonolelo, yang menjadi ikon kesuburan dan kemakmuran alam bagi masyarakat yang umumnya bermata pencaharian sebagai petani sayur-mayur. Dahsyatnya, kesuburan dan kemakmuran yang dikelola oleh masyarakat setempat tidak hanya menjadi berkah bagi warga lokal tetapi juga menjadi berkah bagi banyak orang sampai ke berbagai daerah.

Bumi IJO ROYO-ROYO Wonolelo ini sebenarnya memiliki makna kesakralan dan keilahian yang dapat mengilhami segalanya, mulai dari perasaan takut, kagum, bahkan menjadi perenungan yang khidmat. Seperti halnya kekaguman pendaki terhadap gunung-gunung, nelayan pada lautan, atau astrounot pada angkasa, masyarakat petani Wonolelo juga seharusnya melestarikan makna sakral dan ilahiah terhadap Bumi IJO ROYO-ROYO yang dimilikinya. Makna itu yang sebisa mungkin digunakan sebagai sentral alam dan spiritual keimanan seseorang untuk memandang lingkungan sehari-hari sehingga menumbuhkan sikap-sikap pengelolaan yang bijaksana dan selaras antara alam lingkungan dan kultur masyarakat hingga masa kini.

Melalui pertunjukkan wayang godhong ini, kita diajak utnuk membuka dan menumbuhkan wawasan lokal tentang keakraban visual antara manusia dengan alam melalui harmonisasi dzikir-dzikir spiritual, dendang seni, dan tarian trance yang mengungkapkan perasaan-perasaan alamiah manusia, sehingga kita menjadi akrab dengan lingkungan sekitar kita dan mau menjaga keberlangsungan lestarinya dalam perangkap dinamika global dunia hari ini. Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Salam Lestari!

gambar.2/dokpri




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline