Lihat ke Halaman Asli

H YUNANA ASTRAL

instruktur astral projection

Astral Projection

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pengalaman instruktur dan praktisi

26 tahun yang lalu adalah saat pertama saya bersinggungan dengan Ruang, tepatnya ketika saya berusia 17 tahun. Sebuah pengalaman yang tadinya merupakan mimpi buruk hampir setengah umur yang saya lalui, suatu sore setelah saya melakukan kewajiban saya sebagai seorang muslim yaitu sholat ashar, tiba-tiba telinga saya berdengung hebat, panik akan hal tersebut saya spontan merebahkan diri di lantai dengan menutup mataberharap suara dengungan itu akan segera hilang. Ketika suara itu hilang saya segera bangun bermaksud meneruskan aktivitas berikutnya, namun saya sangat terkejut ketika melihat badan saya masih tertidur di tempat yang sama. Mati adalah pikiran yang pertama kali muncul di benak saya, gambaran mengenai bagaimana ayah, ibu, dan adik-adik kehilangan saya begitu kuat. Ketika saya menoleh ke tubuh saya rasa panik pun semakin menjadi, karena di sekeliling tempat tidur saya tengah berkumpul ayah, ibu, dan adik-adik saya menangis menganggap saya telah mati. Ada rasa penyesalan yang sangat dalam karena belum memberikan yang terbaik kepada keluarga. Dalam kepanikan saya berdoa memohon Tuhan Yang Maha Kuasa menghidupkan saya kembali. Anehnya ketika pikiran itu muncul, saya tiba-tiba terjaga dan masih berada di tempat semula ketika berbaring. Segalanya begitu tiba-tiba, sangat nyata bahkan bisa dibilang sama persis dengan situasi yang saya rasakan pada waktu itu, dan kejadian tersebut berulang dengan skenario dan cerita yang berbeda, namun saya tetap bisa kembali seperti semula dan meneruskan hidup.

Satu fenomena menarik ini ternyata orang tua dan adik saya pernah mengalami fenomena yang sama dengan skenario berbeda. Suatu ketika adik saya terbangun dalam perjalanannya naik kereta api. Alangkah syok dan kagetnya ketika dia berjalan tubuhnya bisa menembus kursi-kursi yang ada di depannya, sambil menjerit ketakutan dia berteriak “ini mimpi, aku harus bangun”, seketika itu pun dia membuka mata dan keadaan tidak berubah persis seperti suasana ketika di tidur di bangku kereta api.

Seiring berjalannya waktu, rasa keingintahuan mengenai fenomena tersebut mengusik perasaan saya. Ternyata tidak hanya saya yang mengalami hal spontan tersebut. Jutaan manusia di muka bumi ini pun pernah memberikan kesaksian dan memperoleh pengalaman sama persis seperti yang saya rasakan.

Kesimpulan pertama yang saya peroleh adalah apabila hal tersebut terjadi secara spontan, tidak terkontrol, dan sangat nyata. Lalu kemanakah sebenarnya kita menuju dan apa manfaat kita mengalami hal tersebut. Rasa ingin tahu semakin memenuhi benak saya.

Untuk memenuhi rasa ingin tahu saya, saya mulai mencari literatur dan bahan bacaan atau informasi yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai fenomena tersebut. Ada hal menarik yang saya temukan, fenomena keluar dari tubuh sering dikaitkan dengan keluarnya ruh dari tubuh seseorang dan banyak fakta yang saya temukan bahwa hal tersebut selalu berhubungan dengan hal-hal yang berbau mistik, sesuatu yang menakutkan(scarifying), sesuatu yang sangat dilarang (forbidden)yang hanya bisa dipelajari dengan ritual mistik, mantra, atau dan doa-doa tertentu yang syaratnya kadang-kadang tidak masuk akal.

Saya mungkin tidak seberuntung para ilmuwan barat yang mencari jawaban fenomena ini melalui pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih atau mempraktekkan petunjuk guru spiritual yang kadang syaratnya aneh-aneh, namun hal tersebut menguatkan kesimpulan saya bahwa fenomena ini memang ada dan kita terpanggil untuk mencari jawabannya.

Ketika saya sempat tinggal lama di timur tengah saya mencoba mencari informasi tentang orang-orang yang pernah mengalami apa yang saya rasakan, keluar dari tubuh dan memasuki sebuah tempat yang sama persis dengan kehidupan nyata. Ternyata hal tersebut pun pernah dirasakan oleh mereka, bahkan beberapa diantaranya berasal dari negara yang berlainan.

17 tahun kemudian sejak pertama kali mengalami pengalaman keluar dari tubuh saya memperoleh jawaban bukan dari informasi atau cerita-cerita berbau mistik namun lebih karena mempraktekannya. Kesimpulan yang saya peroleh adalah:

1.ketika umur 17 tahun saya mengalami apa yang dinamakan spontanius OBE atau pengalaman keluar dari tubuh secara spontan. Apa yang saya rasakan adalah sensasi terpisah dari tubuh (fisik) memasuki suatu tempat persis seperti dunia yang saya tinggali. Pemicunya adalah saya sangat fokus, rileks, dimana tubuh saya tertidur sedangkan pikiran saya tetap terjaga. Pertemuan dengan tokoh-tokoh penting, makhluk-makhluk aneh dan sebagainya adalah hanya proyeksi  pikiran saya saja, karena alam bawah sadar telah merekam semua pengalaman hidup dan berdasarkan informasi apa saja yang telah saya peroleh sepanjang hidup.

2.Dengan menduplikasikan perasaan yang sama ketika saya mengalami spontanius OBE, ternyata saya bisa memasuki Ruang dan ketika ingin kembali saya cukup berpikir kembali, seketika itu juga saya terjaga.

3.Perasaan nyaman yang saya alami ketika dalam Ruang, dimana mata melihat, hidung mencium, telinga mendengar, lidah mengecap, kulit merasakan, dan dapat menggunakan tubuh secara normal, berjalan, berlari dan sebagainya dikarenakan di dalang Ruang seseorang telah disediakan tubuh untuk dapat menjelajah dan berinteraksi. Tidak berbeda dengan alam fisik, bahkan lebih ekstrim dan super realistis. Hal ini dikarenakan kita tidak terbatas oleh tubuh fisik kita yang memiliki keterbatasan Ruang dan waktu.

Ruang adalah sebuah persepsi dunia paralel yang berisi 88% data dan rekaman kehidupan kita sejak lahir sampai sebelum meninggal dan hanya bis diakses dengan menghilangkan penghalang (barrier) antara alam sadar dan alam bawah sadar melalui teknik-teknik tertentu.

Dengan belajar teknik tertentu seseorang akan bisa memasuki Ruang, mengontrolnya, dan menjelajah semua data dan rekaman kehidupan. Untuk memasukiRuang tidak sesulit seperti apa yang orang bayangkan. Saya menemukan fakta menarik, yakni:

-Mengalami sensasi keluar dari tubuh untuk memasuki Ruang dengan menggunakan mantra tertentu, ritual, alat bantu, obat-obatan, meditasi tingkat tinggi, suara gelombang otak sebenarnya adalah hanya merupakan sarana (cue) pemicu untuk menghilangkan penghalang (barrier) antara alam sadar dan alam bawah sadar.

-Pengalaman keluar dari tubuh untuk memasuki Ruang adalah lebih berupa kemampuan alami manusia yang dapat dilakukan oleh siapapun, tidak mengenal ras, bangsa, agama, selama masih manusia.

-Pengalaman keluar dari tubuh untuk memasuki Ruang adalahsebuah gift pemberian dari Tuhan Yang Maha Kuasa kepada manusia yang dikaruniai jasad dan pikiran.

-Dengan memasuki Ruang, Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan keleluasaan kepada setiap individu untuk mengakses semua data dan rekaman hidup sebagai gambaran untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata.

-      karena kita sadar 100 % tengah merasakan sensasi di luar tubuh,maka semua yang kita lihat,rasa,kreasikan dan alami sama solidnya dengan kehidupan nyata.

Untuk memudahkan tiap individu memasuki Ruang dan menghilangkan penghalang (barrier) antara alam sadar dan alam bawah sadar, saya telah mempraktekkan berbagai teknis dan teori untuk mengubah spontanius OBE menjadi programmable OBE sehingga seseorang dapat merasakan sensasi keluar dari tubuh dan memasuki Ruang kapan saja dan dimana saja termasuk menemukan teknik yang sangat mudah untuk segera dapat dipraktekkan.

Berkenaan dengan apa saja yang bisa dilakukan di dalam Ruang, bagaimana mengontrol dan berinteraksi di dalam Ruang, kemampuan super (super ability) pun dapat dipelajari.

Kesimpulan terakhir saya adalah ucapan rasa syukur yang tak terhingga kepada Yang Maha Kuasa yang memberikan tubuh (fisik) dan pikiran sehingga memungkinkan semuanya terjadi. Saya mengajak anda untuk menjadi bagian dari mereka yang bersyukur menemukan pencapaian tertinggi dalam sejarah manusia,dengan kemampuan mengakses alam pikiran bawah sadar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline