setelah puluhan tahun melelahkan kita berhenti di sebuah tempat:
ini kamar - kau mencari persegi bernama jendela, pintu dan dinding.
aku mencari persegi bernama lantai dan loteng.
tak ada, kita angkat bahu.
"bagaimana aku menengok ke luar lalu bercakap-cakap dengan angin yang selalu sesekali singgah?"
"dan bagaimana kau akan kenikmatan dibentur-benturkan hanyut ke pojok kalau hujan tak punya tempat bermula di loteng, mana lantai untuk digenangi?"
kau mematahkan keempat tiangnya, kita melompat ke punggung lelah yang diparkir di luar sana.
: mengekang talinya
15/07/2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H