Lihat ke Halaman Asli

Blokir-blokir "Demi Anak2" Bukan Solusi, Ini Solusinya!

Diperbarui: 6 Mei 2016   18:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini keadaan Indonesia sekarang:

Anak kecil banyak nonton di bioskop film dewasa, film2 di bioskop sekarang di sensor/cut nya gila2an.

Anak kecil banyak beli miras, sekarang miras ga dijual dimana2. (tapi rokok masih?)

Anak kecil banyak nonton video porno, semua situs porno di blokir.

Sekarang bentar lagi ada yang baru lagi, anak kecil banyak main game online dewasa, 15 online game 18+ bakal di blokir.

---

Apa dengan blokir sana sini anak kecil jadi berhenti ngelakuin hal2 diatas? ngga kan?? tinggal pindah media aja. Program2 blokir sekarang lebih menanamkan ke otak anak: "jangan lakuin yang itu karena uda di blokir, jadi lakuin yang lain aja, nanti kalo yang lain sudah ke blokir, terus carilah yang lain lagi.."

Mana itu program "Revolusi Mental"..???? Ini mah bukan revolusi mental tapi "mempertahankan mental"!!

Revolusi mental itu ubah sifat anak2 menjadi: "kalo uda tau salah (bukan untuk umurnya) ya jangan dilakuin sama sekali". Kalo mentalnya udah begitu ga perlu blokir sana blokir sini, karena toh meskipun ada depan mereka juga ga akan disentuh karena mereka tau mereka belum dewasa.

Caranya? daripada program blokir sana sini (abis 30 Triliun loh cuma buat tutup situs porno.. duit keluar ga guna).. Mending bikin UU baru denda gila2an buat orangtua anaknya dan tempat yang ngejual ato nyediain jasanya ke anak2.

Ikutin Australia aja, anak kecil beli minuman alkohol, nonton film dewasa, beli game dewasa, belum punya sim uda nyetir, dll.. anak dan orangtuanya bisa kena denda (di rupiahin) puluhan juta, tempat yang nyediainnya didenda ratusan juta. Contoh, anak kecil beli miras, orangtuanya di denda 22 juta, tempat yang jualnya kena denda 160 juta..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline