Lihat ke Halaman Asli

Kecewa dengan Sikap Kebanyakan Rakyat Indonesia Mengenai Pembantaian PKI 1965-66

Diperbarui: 20 April 2016   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Agak kecewa dengan sikap orang Indonesia mengenai pembantaian terhadap PKI tahun 1965-1966. Barusan saya baca komentar2 orang2 Indonesia di CNN Indonesia.. saya kira yang baca CNN itu pada berpendidikan tinggi, setidaknya rasional dan objektif, tapi ngga (atau memang berpendidikan tinggi ≠ rasional/objektif?).

Intinya hampir semua setuju dengan pembantaian orang2 yang berhubungan dengan PKI di tahun 1965-66.. hampir semua senang karena PKI dibasmi ke akar2nya. Saya juga sebenernya senang pemberontak2 PKI dibantai, tapi inget jumlah yang dibantai mencapai 500 ribu (setidaknya yang accountable) hingga 3 jutaan orang (yang tidak accountable).

Apa dari 500 ribu - 3 jutaan orang yang dibantai ini bener2 *semua* berhubungan dengan pemberontakan PKI?

Kasus terakhir ini aja, Suyono meninggal di tangan Densus dan semua pada teriak2 HAM karena Suyono belum/tidak terbukti teroris.

Sekarang juga harusnya kita menunjukkan sikap yang sama kepada "anggota2 PKI" yang dibantai. Buka lagi sejarah, cek satu per satu korban, ada ngga yang rupanya belum/tidak terbukti dia anggota PKI tapi tetep dibunuh karena dianggap auto-PKI (mungkin karena etnis cina, atau punya temen PKI atau orangtuanya PKI, pernah dateng ke acara PKI, dll).

Kalaupun dari 3 juta orang hanya ada 1 orang yang rupanya salah bunuh, tetep harus ada kompensasi dan minta maaf ke yang bersangkutan (yang sampe sekarang belum pernah ada)(dan saya yakin ga cuma 1, pasti banyaaakkk banget yang salah bunuh.)

ahhh tapi yasudalah, ga mungkin mengharapkan rakyat Indonesia mendorong pemerintah untuk buka lagi kasus ini.. rakyat Indonesia kebanyakan berstandar ganda.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline