Lihat ke Halaman Asli

Pantes Jokowi Stress Soal Pajak

Diperbarui: 2 April 2016   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pantes si Jokowi stress soal pajak rakyat.. (statistik financial year 2015 kemaren:)
 - penduduk Indonesia 250 juta orang..
 - usia produktif 157 juta orang..
 - yang bayar pajak cuma.. 900 ribu orang (sedih dan ketawa bersamaan)
 - yang terkumpul total pajak perorangan cuma: Rp 9 triliun (padahal targetnya Rp 1,061 triliun)

Bandingkan dengan Australia..
 - penduduk australia 22.5 juta orang
 - usia produktif 15 juta orang
 - yang bayar pajak 12.8 juta orang
 - yang terkumpul cuma dari pajak perorangan: A$176 billion (Rp 1,760 triliun)
 (dengan rata2 tiap taun pajak perorangan pada kelebihan bayar sampai A$600 juta+ = Rp 6 triliun+, dan hebatnya uang kelebihan bayar pajak ini tidak dipakai, disimpan agar jika orang2 yg kelebihan bayar pajak ini tiba2 ingin duitnya balik, dibalikin.)

Ngeliat statistik gini gimana ga puyeng ya presiden.. dirjen pajak yang terakhir aja mundur krn stress "target pajak tidak realistis" katanya.

----

Menurut saya pribadi, anggap pajak rakyat dan pemerintah itu seperti hubungan suami istri, anggap suami yang kerja, istri di rumah saja ngurus anak dan rumah. Nah suami mana mau ngasih duit ke istrinya kalo ujung2nya duitnya dipake istri buat selingkuh, korupsi, rumah ga beres...

Pajak dan pemerintah itu 2 arah. Ga ada rakyat mau bayar pajak tp jalan masih bolong2, bayar pajak buat gaji pejabat negara tp pada tidur bolos dan korupsi, bayar pajak buat gaji polisi tp liat polisi malah takut bukannya merasa tenang dan terlindungi, dll, dll.

Betulin negara dulu, pajak akan datang dengan sendirinya. Jangan dipaksa, makin dipaksa makin kabur. Pakai ibarat tadi, kalau istri dirumah melakukan pekerjaan di rumah dengan bagus, suami pasti akan senang memberi nafkah bahkan memberi lebih sebagai hadiah. Tapi kalau istrinya uda kerjaan rumah ga bener masih terus maksa minta duit lebih, suaminya mending kabur.

----

sumber: satu, dua, tiga, empat, lima

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline