Setiap orang memiliki rasa bosan yang berbeda-beda. Rasa bosan itu yang membuat beberapa orang mengalihkan aktivitas biasanya atau bahkan menghindarinya. Dan yang dikhawatirkan, rasa bosan yang selalu terjadi dapat mendorong orang untuk melakukan hal negatif dan akan berdampak buruk. Seperti halnya dengan mahasiswa, yang diberi kesempatan menimba ilmu di perguruan tinggi untuk masa depannya.
Dalam prosesnya, mahasiswa sering merasakan lelah dalam menimba ilmu dan mengeluhkannya kepada teman-teman mereka. Fenomena yang terjadi untuk menghindari rasa lelah tersebut, yaitu dengan melakukan titip absen ketika tidak hadir dalam perkuliahan.
Sebagian besar menganggap titip absen merupakan hal yang biasa, karena sudah menjadi turun temurun di kalangan mahasiswa. Dilihat dari jenis kelamin, mahasiswa laki-laki yang sering melakukannya.
Titip absen merupakan perbuatan curang yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa tak bertanggung jawab. Perbuatan ini menyuruh seseorang untuk menandatangani presensi kehadiran agar dihitung hadir meskipun tidak hadir.
Hal ini disebabkan karena presensi merupakan salah satu ketentuan untuk dapat mengikuti ujian semester. Selain itu, presensi juga menjadi hal yang penting karena sebagian dosen memasukkannya ke dalam komponen penilaian.
Menurut Studenta (2008) dalam artikelnya, ia pernah melakukan riset di berbagai perguruan tinggi di Bogor dan sekitarnya, bahwa ada 80% mahasiswa pernah melakukan titip absen.
Kebiasaan titip absen dapat menjadi awal penyalahgunaan tanda tangan seseorang yang apabila terbiasa dapat dibawa ke dunia kerja, sehingga dapat dengan mudah memalsukan tanda tangan untuk tujuan yang negatif (Studenta, 2008).
Ada banyak alasan mahasiswa sering melakukan titip absen. Mahasiswa sering kali menggunakan alasan capek karena kegiatannya yang padat dan tugas yang semakin menumpuk untuk melakukan titip absen. Padahal, semua orang juga merasakan capek, tidak hanya mereka saja.
Karena alasan capek dan pernah melakukan titip absen, maka akan muncul rasa malas dengan sendirinya. Mahasiswa yang telah melakukan kecurangan ini akan menganggap hal tersebut dapat dilakukan sewaktu-waktu, dan akan mengulanginya pada kesempatan lain.
Biasanya motivasi mahasiswa yang melakukan titip absen ini adalah banyak orang yang melakukannya, sehingga dia tidak merasa sendiri. Terjadinya kecurangan kerap dilakukan mahasiswa demi tercapainya nilai yang maksimal.
Selain itu, cara dosen ketika mengajar pun dapat mempengaruhi tindakan kecurangan ini. Dosen yang mengajar dengan cara membosankan atau menyeramkan akan membuat mereka malas mengikuti mata kuliah tersebut.