Lihat ke Halaman Asli

Ekonomi Kreatif Kunci Pertumbuhan Ekonomi

Diperbarui: 4 Agustus 2016   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Era modern yang kita rasakan saat ini merupakan era dimana kemajuan perekonomian suatu negara tidak hanya ditentukan oleh sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang dimiliki. Namun yang terpenting adalah bagaimana suatu negara bisa memanfaatkan teknologi maupun inovasi-inovasi kreatif sehingga bisa menambah pundi-pundi devisa negara.

Istilah ekonomi kreatif sendiri mulai populer sejak tahun 2001. Ada beberapa istilah dalam penyebutan ekonomi kreatif seperti industri kreatif, ekonomi budaya, ekonomi intelektual, ekonomi konten, dan lainnya. Menurut John Howkins yang merupakan penulis dari Inggris, menyebutkan ekonomi kreatif terdiri dari 15 cabang industri yang terkait bidang seni, desain, sains, dan teknologi. Bagi negara seperti Indonesia yang kaya akan SDA, SDM, serta budayanya tentu bukan hal yang mustahil untuk mengembangkan ekonomi kreatif yang berperan besar dalam menyumbang devisa negara serta mengurangi pengangguran.

Ada beberapa negara yang berhasil membuat sektor ekonomi kreatif berkontribusi besar terhadap PDB, seperti Amerika Serikat (11,12%), Thailand (9,5%), dan Korea Selatan (8,67%). Angka tersebut tentu merupakan angka yang besar dalam menyumbang kekayaan negara.

Menanggapi kondisi ini, Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN), Eddy Soeparno secara terang mendukung ekonomi kreatif terus dikembangkan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari inovasinya mendirikan sebuah rumah kreatif yang diberi nama ‘Cirebon Urban Creative Center’ yakni tempat berkreasi, berfikir, bekerja dan belajar bersama bagi anak-anak muda kreatif di Kota Cirebon dan sekitarnya.

“Anak-anak muda kreatif harus memiliki tempat untuk melaksanakan semua kegiatan kreatifnya. Tentu nantinya saya akan komit untuk terus dampingi dan dukung penuh berbagai program-program pemberdayaannya,” ujarnya.

Eddy juga mengungkapkan bahwa ia tak ingin anak-anak muda Indonesia hanya menjadi penonton dan 'follower' di era globalisasi seperti MEA ini.

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) menjadi momentum bagi Indonesia dalam mengembangkan ekonomi kreatif yang tentu sangat menguntungkan. Akan terasa sangat rugi apabila Indonesia dengan segala kekayaan yang dimiliki tidak bisa mengembangkan industri kreatif yang memiliki prospek besar dalam mengembangkan perekonomian nasional. Maka dari itu, menjadi tugas pemerintah untuk mengembangkan ekonomi kreatif atau tidak Indonesia hanya menjadi penonton dalam era MEA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline