Lihat ke Halaman Asli

Fenomena Bebek Nungging dan Instalasi Core Value

Diperbarui: 24 Maret 2016   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Jawaban Bebek Nungging di sebuah program acara televisi. Sumber: Youtube "][/caption]

Pedangdut goyang itik alias Gotik di-bully massa akibat mengatakan bahwa lambang sila kelima Pancasila ialah bebek nungging. Dia dianggap telah melecehkan lambang negara Indonesia dan terancam hukuman 5 tahun penjara.

Gotik mungkin tidak sengaja melakukan hal itu. Tapi rakyat terlanjur geram, apalagi bagi anak-anak pahlawan revolusi yang orang tuanya gugur demi mempertahankan core value negara. Identitas bangsa, jika cuma berbentuk bebek nungging, tak perlu diperjuangkan dengan keringat, darah, dan nyawa.

Konstitusi kita telah secara jelas merumuskan tujuan kita berbangsa dan bernegara adalah untuk mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Untuk mencapai tujuan itu para founding father telah merumuskan Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa. Ibarat membangun rumah, Pancasila merupakan pondasinya. Landasan berpijak yang sama inilah yang membentuk perilaku dan pada akhirnya menjadi kepribadian bangsa indonesia.

Perilaku yang konsisten dari rakyat Indonesia yang memiliki pondasi kuat lama-kelamaan akan menjadi ciri khas bangsa. Tak heran jika kita dikenal sebagai bangsa yang punya semangat kekeluargaan dan gotong royong, karena hal itu merupakan cerminan dari sila kelima Pancasila, yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.

Citra bangsa sangat ditentukan oleh tingkah laku dari warga negara. Apabila kelakuan masyarakat memegang teguh nilai-nilai luhur, maka negara-negara lain di dunia akan memandangnya dengan penuh hormat.

Suatu bangsa tidak akan dapat berdiri dengan kokoh tanpa dasar negara yang kuat. Tanpa landasan kuat, negara dipastikan terombang-ambing, tidak jelas kemana arah tujuannya. Umumnya, tujuan bernegara adalah untuk menciptakan dan meningkatkan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Nah, untuk mencapai tujuan itu, dibutuhkan komitmen dari setiap warga negara mengimplementasikan core values yang telah dirumuskan oleh para pendiri bangsa. Maka siapapun kita, belajarlah untuk mengingat, memahami, dan meresapi nilai-nilai luhur tersebut supaya sama-sama mencapai tujuan yang kita inginkan.

Begitu juga dalam dunia usaha. Core values bukanlah semata-mata milik pendiri perusahaan atau para eksekutif yang merumuskannya. Nilai inti tersebut adalah milik setiap individu dalam perusahaan. Nilai-nilai yang baik dan dipraktekan kedalam perilaku karyawan pasti berdampak signifikan terhadap pencapaian tujuan perusahaan, identitas, karakter, image dan akhirnya menjadi competitiveness untuk sustainability jangka panjang.

Maka dari itu, amatlah penting bagi perusahaan memberikan edukasi kepada karyawan mengenai dasar berpijak yang sama, sesuai dengan visi-misi perusahaan. Pasalnya, setiap orang yang masuk untuk bekerja pastilah mempunyai latar belakang, pengetahuan, kepentingan, minat, dan motivasi yang beraneka ragam.

Banyak konflik internal, masalah perilaku, kurang koordinasi atau komunikasi antar bagian sering berakar karena tidak adanya dasar berpijak yang sama. Yang terjadi adalah perilaku sangat ditentukan oleh si dominan atau gaya si pemimpinnya. Makanya sering terjadi ganti pemimpin, ganti gaya. Dampaknya memang tidak terasa dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang perusahaan kehilangan gaya, karakter, dan identitas yang membedakan dengan perusahaan lain di industri yang sama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline