[caption caption="Ilustrasi pseudo identity (Source: edited from ine wstyles pic at Flickr)"][/caption]Tetangga saya mengejutkan. Orang yang biasanya lemah lembut dalam bertutur kata, tiba-tiba mengeluarkan pernyataan yang sedikit kasar saat mendengar pedangdut Bang Ipul ditangkap polisi gara-gara pencabulan anak terhadap terhadap remaja lelaki berusia 17 tahun.
Rupanya tetangga saya itu kerap menahan dongkol setiap kali menonton acara kontes penyanyi dangdut kegemarannya yang tayang di salah satu stasiun televisi swasta. Komentar-komentar yang keluar dari mulut Bang Ipul dianggapnya tidak bermutu. Sebagus apapun kontestan selalu salah di mata juri yang merupakan mantan suami pedangdut Dewi Perssik tersebut.
Dia lantas membandingkan dengan acara kontes lomba masak atau kontes menyanyi lainnya. Para juri juga sering melontarkan kata-kata pedas kepada peserta lomba, tetapi hal itu dilakukan dengan alasan yang kuat. "Kalau Ipul seperti nyari-nyari kesalahan peserta, jadi terkesan maksa!" kata tetangga saya itu.
Saya sendiri jarang menonton acara kontes dangdut tersebut. Kalau pun menonton, itu karena tidak sengaja memindahkan channel televisi. Jadi saya tak merasakan apa yang dirasakan oleh tetangga saya.
Yang saya tahu Bang Ipul adalah penyanyi dangdut yang pernah mendapatkan penghargaan dalam kategori Album Dangdut Ngetop ketika berduet dengan pedangdut Ira Swara. Istri kedua Ipul yakni Virginia Anggraeni meninggal dunia setelah kecelakaan lalu lintas di jalan tol Cipularang KM 97. Bang Ipul juga pernah menjadi calon Wali Kota Serang dan membintangi film layar lebar.
Itu yang ada di otak saya. Soal apakah penyanyi bernama asli Jamiludin Purwanto itu termasuk dalam kategori LGBT (Lesbian, Gay, Biseksul dan Transgender), saya hanya menduga-duga, hanya kata orang, dan tidak tahu pasti bagaimana sebenarnya, karena saya tidak ada minat juga untuk mengetahui sampai kesana.
Memang ramai-ramai anggota keluarga, rekan, mantan istri dan kekasih telah mencoba memulihkan citra negatif Ipul. Namun, reputasi dan nama baiknya yang dibangun selama puluhan tahun telah runtuh dalam sekejap. Identitas diri Bang Ipul saat ini diambang kehancuran.
Identitas dibangun secara sadar
Apa yang ada di benak Anda bila ditanya negeri kita identik dengan apa? Apakah negara berpenduduk terbanyak keempat di dunia? Negara dengan jumlah populasi umat muslim tertinggi sedunia? Negeri yang ramah tamah dan sopan santun tinggi? Atau malah negara produsen TKI? Negeri yang bagai surga bagi para koruptor?
Nah, bagaimana bila pertanyaan yang sama diajukan kepada orang Malaysia, apa kira-kira persepsi mereka tentang Indonesia?
Konsep yang sama juga berlaku untuk perusahaan. Perusahaan tempat kita bekerja ingin dikenal seperti apa oleh pelanggannya. Bayangkan juga, ingin diidentikan seperti apa diri kita di mata orang lain.