Lihat ke Halaman Asli

Poci

Mahasiswi

Pilihan Childfree Ternyata Dilatarbelakangi Luka Masa Kecil

Diperbarui: 10 Februari 2023   21:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Mengawali tahun 2023 netizen digegerkan dengan pendapat salah satu publik figure yang memilih untuk Childfree. Childfree adalah sebuah kesepakatan suami dan istri untuk tidak memiliki anak. Namun keputusan ini banyak menimbulkan pro dan kontra bagi kalangan masyarakat. sebab masyarakat  menganggap anak sebagai hadiah pernikahan dari Allah. Namun siapa yang sangka ternyata Childfree di sebabkan oleh hal-hal yang dialami semasa kecil, oleh karena itu penting bagi para orang tua untuk memahami ilmu parenting yang baik agar kelak anak-anak dapat tumbuh dengan bahagia.

Banyak hal yang melatarbelakangi terjadi luka di masa kecil nah berikut penjelasan nya. 

1. Anak merasa kurang kasih sayang  dan perhatian dari orang tua. Sebagai lingkungan yang paling familiar bagi anak keluarga sangat di tuntut untuk memberikan kasih sayang yang sangat besar kepada anak. Namun nyatanya pada Fenomen sekarang banyak ditemui anak-anak psikolog nya terganggu. Mungkin dari luar ia terlihat baik-baik saja namun siapa yang tahu bahwa ternyata anak menyimpan luka yang luar biasa dalam hatinya dan lebih parahnya jika tidak cepat mendapat penanganan terus berlanjut hingga usia dewasa. Namun yang menjadi miris masyarakat orang -orang yang terluka batin seperti ini dipandang sebelah mata padahal luka batin sama parahnya dengan luka pada fisik bahkan bisa dibilang jauh lebih parah dampak nya bagi individu.

2. Anak terus-menerus di tuntut untuk melakukan kewajiban sedangkan hak anak diabaikan. Kira-kira hak seperti apa yang harus dipenuhi? Hak menentukan hidupnya sendiri, hak untuk bahagia, hak untuk di dengar, hak untuk berbicara dan masih banyak hak lain yang harus ada. Orang tua jangan egois mengedepankan pendapat nya tanpa berdiskusi mengenai keinginan anak.

3. Membandingkan kemampuan anak. Mungkin tujuan orang tua baik, agar anak termotivasi dengan pencapaian teman sebayanya namun siapa sangka ternyata hal ini berdampak negatif bagi anak.

Meskipun kebanyakan luka masa kecil timbul dari parenting orang tua yang salah, tetap tidak dibenarkan untuk menyalahkan orang tua. Sebab dari sekian banyak kebaikan dan perjuangan orang tua yang tak pernah dipahami anak tidak boleh di tutup hanya dengan segelintir kesalahan orang tua. Jadi mari berbenah yang sudah terjadi jangan ditangisi biarlah berlalu. Jalani saja hari ini dengan hal-hal yang tak  diperoleh dahulu . Diri sendiri mampu memberi kebahagiaan itu. Believe me.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline