Lihat ke Halaman Asli

Yulvina Maulida

Pembelajar

Budidaya Menjadi Salah Satu Jawaban Kebutuhan Ikan di Indonesia

Diperbarui: 29 Maret 2021   10:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Setiap tahun penduduk dunia kian bertambah, karena itu kebutuhan sandang dan pangan ikut meningkat. Berdasarkan dari infoxknx bahwa jumlah penduduk dunia pada tahun 2021 diperkirakan berjumlah 7.874.966.000 jiwa atau naik 1,03% dari tahun 2020 yang diperkirakan berjumlah 7.794.799.000 jiwa. Hal ini menandakan bahwa pertumbuhan dan kebutuhan penduduk semakin meningkat. Termasuk pangan, yang merupakan salah satu kebutuhan pokok, dimana untuk kebutuhan pangan ini meliputi banyak jenis yang ketersediaan nya harus tetap di jaga . Di beberapa daerah pemenuhan kebutuhan pangan tergantung pada mata pencaharian masyarakat nya seperti petani, nelayan dan sebagainya.

Berbicara tentang salah satu matapencaharian masyarakat sebagai Nelayan, Ikan menjadi objek utama yang berkaitan dengan hal ini. Berbicara tentang data jumlah penduduk dunia yang semakin meningkat, maka pelestarian ikan sebagai salah satu pemenuh kebutuhan pangan harus menjadi perhatian pemerintah juga masyarakat dalam melestarikan lingkungan tempat hidup ikan, agar tetap terjaga kualitasnya.

Kebutuhan Konsumsi Ikan Masyarakat Indonesia 13 Juta Ton per Tahun ( JAKARTA, iNews.id - )Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia terhadap ikan mencapai 13 juta ton per tahun. Namun, sumberdaya ikan hanya terbatas di laut, sungai, danau, dll. Untuk mengatasi overfishing maka perlu dilakukan budidaya ikan agar dapat memenuhi target kebutuhan ikan serta kelestarian ikan tetap terjaga.

Budidaya ikan dapat didefinisikan menjadi cara manusia untuk meningkatkan produktivitas perairan melalui kegiatan budidaya yang mencakup pemeliharaan untuk memperbanyak dalam lingkungan terkontrol serta meningkatkan mutu biota akuatik sehingga dapat mendapatkan keuntungan (profit)Bebrapa manfaat yang dapat diperoleh jika melakukan budidaya antara lain terpenuhinya kebutuhan ikan bagi masyarakat, sebagai sumber mata pencaharian bagi pembudidaya yang ada di bidang perikanan, Keseimbangan ekosistem agar tidak terjadi pencemaran, dll.

Indonesia memiliki potensi lingkungan yang sangat baik untuk budidaya ikan. Akan tetapi ada beberapa permasalahan dan tantangan yang harus dihadapi oleh para pelaku budidaya dimasa kini dan yang akan datang. Seperti yang disampaikan pada Workshop Pembangunan Perikanan budidaya berkelanjutan yang diselenggarakan Kementerian PPN/BAPPENAS, 9 September 2019 di Double Tree by Hilton, Jakarta bahwa ada beberapa permasalahan dan tantangan perikanan budidaya 2020-2024 salah satunya adalah pemanfaatan potensi lahan perikanan budidaya belum optimal.

Menurut KKP pada tahun 2018 bahwa Potensi luas areal budidaya air tawar saat ini tercatat 2.830.540 Ha, termasuk potensi di perairan umum daratan (sungai dan danau), dengan tingkat pemanfaatan 10,7% atau sekitar 302.130 Ha, kemudian potensi luas areal budidaya air payau saat ini tercatat 2.964.331 Ha, dengan tingkat pemanfaatan 650.509 Ha (21,9%), dan potensi luas areal budidaya laut saat ini tercatat 12.123.383 Ha, dengan tingkat pemanfaatan 325.825 Ha (2,7%). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan lahan budidaya di Indonesia masih sangat sedikit. Oleh karena itu diperlukan peningkatan pengolahan dan pengelolaan lahan budidaya dimasa mendatang.

Seiring dengan berkembangnya teknologi di masa kini, teknologi dalam perikanan budidaya pun semakin beragam. Untuk menjawab tantangan dan masalah yang akan dihadapi dalam budidaya, muncul beberapa teknologi budidaya yang efektif  dan efisien untuk dilakukan, seperti budidaya ikan dengan sistem bioflok. Keuntungan budidaya ikan dengan sistem bioflok ini dapat mempercepat pertumbuhan ikan yang diakibatkan dari penambahan probiotik,  tahan terhadap penyakit sehingga akan sangat menguntungkan pembudidaya. Selain sistem bioflok, ada sebuah teknologi yang menggabungkan budidaya ikan dengan hidroponik atau biasa disebut dengan budidaya ikan akuaponik. 

Dibandingkan dengan budidaya ikan biasa, budidaya ikan dengan akuaponik ini akan menghasilkan keuntungan 2 kali lipat karena selain ikan yang dapat dipanen dan dijual, disisi lain pembudidaya dapat memanen tanaman/sayuran yang ditanam. Selain itu, akuaponik ini bisa ditempatkan dalam lahan yang terbatas, seperti sesuai dengan program urban farming yang memanfaatkan lahan di perkotaan untuk pertanian/perikanan. Oleh karena itu,  dengan adanya beberapa teknologi budidaya yang sudah ada, diharapkan masyarakat mulai tertarik untuk membudidayakan ikan agar dapat menjawab masalah kebutuhan ikan konsumsi, dan memanfaatkan lahan yang sudah tersedia .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline