Depresi adalah salah satu bentuk gangguan kejiwaan yang terjadi pada alam perasaan (affective or more disorder) yang ditandai dengan naik turunya emosi yang bersifat dinamis, dalam artian mengikuti perasaan internal dan eksternal individu.
Secara klinis, beberapa gejala yang mengiringi kondisi depresi yaitu:
- Aspek disforik, yaitu perasaan murung, sedih, gairah hidup menurun, tidak semangat, dan merasa tidak bahagia.
- Munculnya perasaan bersalah, berdosa, dan penyesalan.
- Turunnya nafsu makan.
- Turunnya kualitas konsentrasi dan daya ingat.
- Terjadinya gangguan tidur, entah itu insomnia (susah tidur) ataupun hipersomnia (terlalu banyak tidur) yang disertai dengan mimpi-mimpi buruk.
- Terjadinya agitasi dan retardasi psikomotor, seperti perasaan gelisah atau lemah dan tidak berdaya.
- Hilangnya rasa senang, semangat dan minat, serta menurunnya tingkat kreativitas dan produktivitas kerja.
- Terjadinya gangguan seksual (libido menurun)
- Munculnya pikiran-pikiran yang terkait dengan kematian dan bunuh diri.
Gejala depresi dapat pula diderita oleh orang yang mengalami stresor psikososial yang berkaitan dengan hilangnya kedudukan, jabatan, atau kekuasaan. Gejala-gelaja mental yang mengiringinya disebut post power syndrome (sindrom pascakuasa). Selain itu, gejala depresi dapat juga dialami oleh orang yang mengalami stroke (depresi pascastroke).
Sumber: Buku "The Secret Of Mother"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H