Lihat ke Halaman Asli

Yuliyanti

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Mataram

Dampak konflik Rusia-Ukraina terhadap Perekonomian Indonesia

Diperbarui: 17 Maret 2022   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Permasalah ekonomi terjadi secara bertubi-tubi, Covid 19 yang belum usai terus memperburuk perekonomian Indonesia dan kini diperparah dengan Konflik yang terjadi antara Rusia-Ukraina

Perang antara Rusia-Ukraina terlihat masih belum mereda hingga saat ini. Dampak dari perang ini mulai terasa ke berbagai belahan dunia tidak terkecuali Indonesia. Perang antara kedua Negara tidak hanya mempengaruhi perekonomia dan politik kedua Negara, namun efek perang juga mempengaruhi berbagai Negara. 

Adapun dampak dari adanya konflik antara Rusia-Ukraina terhadap perekonomian Indonesia antara lain:

1. Kenaikan harga minyak terhadap APBN

Rusia merupakan Negara dengan pemasok minyak terbesar di dunia. Kelangkan minyak yang diiringi dengan kenaikan harga minyak di Indonesia adalah salah satu efek psikologis perang. 

Perang yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina, membuat masyarakat dunia memberi sanksi. Mayoritas Negara konsumen menyita sementara produk minyak Rusia. Hal itulah yang membuat harga minyak mengalami kenaikan.

Pemerintah yang semula mematok harga minyak dalam APBN 2022 sebesar US$ 63 per barel, namun mengalami kenaikan yang signifikan sebesar US$ 130 per barel akibat dari adanya perang tersebut. Lonjakan harga minyak akan berdampak pada penerimaan sekaligus belanja pemerintah. 

2. Penurunan pasar modal

Invasi antara Rusia-Ukraina menyebabkan terjadinya penarikan dollar yang dilakukan investor ke Negara asalnya sehingga membuat kondisi Pasar modal mengalami keterpurukan.  

Berbagai saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan penurunan harga. Sebanyak 492 emiten mencatatkan penurunan harga saham dan hanya 109 emiten yang mencatatkan kenaikan harga. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 1102,24 poin atau 1,48% ke level 6.817,82 pada tanggal 24 Februari 2022

3. Kehilangan pendapatan akibat turunnya ekspor

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline