Lihat ke Halaman Asli

Sejarah Tari Topeng Malangan yang Mulai Luntur

Diperbarui: 3 Mei 2020   21:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: silontong.com

Malang, kota yang terkenal dengan keindahannya. Kota ini merupakan salah satu kota yang terletak di daerah dataran yang tinggi, sehingga kota ini mempunyai hawa yang sangat sejuk. Kota yang sering dijuluki dengan kota pelajar, kota pendidikan, kota wisata, kota bunga, kota dingin, kota bersejarah, paris van east java, bumi arema, kota kuliner dan masih banyak julukan lain tentang kota Malang.

Bumi arema ini juga menyimpan berbagai makanan khasnya seperti bakso, kripik tempe dan tak lupa dengan buah apel yang tumbuh subur di Malang. 

Disamping itu, Malang juga terkenal dengan budaya dan keseniannya yang masih ada sampai sekarang seperti Topeng Malangan, Keramik Dinoyo, Tari Malangan dan juga Jaran Kepang yang masih lestari sampai saat ini juga. 

Bangunan -- bangunan tua yang masih ada di Malang sangatlah menggoda untuk dikunjungi seperti Toko Es Krim Oen, Gereja Kayutangan, Museum Brawijaya dan masih banyak bangunan tua yang masih berdiri kokoh di Malang. 

Dan banyak wisata sejarah yang tak kalah menarik untuk dikunjungi seperti candi -- candi yang ada di Malang yang menyimpan banyak sejarah tentang Malang. Karena banyaknya candi yang berada di Malang, maka Malang juga disebut dengan kota  seribu candi.

Ciri khas dari Malang adalah bahasa walikan. Dimana biasanya penduduk asli Malang menggunakan setiap hari bahasa walikan ini. Tidak rumit sebenarnya untuk memahami bahasa walikan ini, cara termudahnya yaitu kita tinggal membaca katanya itu berawal dari kalimat yang terakhir. Seperti makan menjadi nakam, lumayan menjadi nayamul, kamu menjadi umak dan masih banyak lagi bahasa yang bisa di bolak balik. Dan kata yang paling umum digunakan warga Malang adalah kata oyi yang berasal dari kata iyo (dalam bahasa Indonesia berarti iya) dan kata sam yeng berasal dari kata mas (panggilan kakak laki-laki dalam bahasa jawa). Tapi tidak semua bahasa walikan Malang ini dibaca dari akhir kata, misal kata kerja biasanya dibaca idrek.

Di kota Malang ini terdapat seni pemahatan topeng yang asli bercirikan khas Malang. Berdasarkan beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa Topeng Malang merupakan sebuah kesenian kuno yang usianya lebih tua daripada keberadaan kota apel ini. Topeng ini pun sudah diperkenalkan sejak zaman kerajaan Gajayana kala itu. Pemahat Topeng Malangan sudah turun temurun sampai sekarang, walaupun jumlahnya sudah tidak terlalu melonjak banyak seperti dulu. Pada zaman dulu apresiasi pada Topeng Malang ini diwujudkan dengan bentuk pertunjukan saat ada acara tertentu seperti pernikahan, selamatan dan hiburan pejabat tinggi kala itu. Topeng Malang ini sedikit berbeda dengan topeng yang ada di Indonesia pada umumnya, dimana corak khas dari pahatan kayu yang lebih kearah realis serta menggambarkan karakter wajah seseorang. Ada banyak dari jenis Topeng Malang yang dibuat oleh pemahat seperti karakter jahat, baik, gurauan, sedih, kecantikan, ketampanan bahkan sampai karakter yang sifatnya tidak teratur. Sajian ini nantinya dikolaborasikan dengan tatanan rias dan pakaian untuk memainkan sebuah pewayangan atau cerita tertentu yang menggunakan Topeng Malang. Perkembangan saat ini Topeng Malang sudah dapat dinikmati dalam bentuk drama, ada yang menceritakan tentang sosial atau humoran.

Tari Topeng Malangan adalah pertunjukan tari dimana semua pemerannya menggunakan topeng. Kesenian ini merupakan salah satu kesenian tradisional dari Malang, Jawa Timur. Tari Topeng Malangan ini hampir sama dengan Wayang Wong, namun yang membedakan adalah pemerannya menggunakan topeng dan cerita yang sering dibawakan merupakan cerita. Tari Topeng Malangan ini dilakukan oleh beberapa orang dalam satu kelompok seni atau sanggar tari dengan menggunakan topeng dan kostum sesuai tokoh dalam cerita yang dibawakan.

Dalam pertunjukan Tari Topeng Malangan ini biasanya dibagi menjadi beberapa sesi. Pertama dilakukan Gending Giro yaitu iringan musik gamelan yang dilakukan oleh pengrawit untuk menandakan pertunjukan akan dimulai atau memanggil penonton untuk menyaksikan. Kedua dilakukan salam pembukaan, dalam salam pembukaan ini biasanyadilakukan oleh salah satu anggota pertunjukan untuk menyapa penonton dan menceritakan sinopsis cerita yang akan dibawakan. Pada bagian ketiga dilakukan sesajen, yaitu ritual yang dilakukan agar pemain dan penonton diberi keselamatan dan petunjukan berlangsung lancar. Dan yang terakhir adalah inti acara yaitu pertunjukan Tari Topeng Malangan.

Dalam pertunjukan Tari Topeng Malangan juga ada seorang Dalang. Selain mengatur jalannya cerita, Dalang juga bertugas untuk memberikan sesaji dan membacakan doa pada saat sesajen. Untuk musik pengiring pertunjukan Tari Topeng Malangan ini, biasanya diiringi oleh iringan musik tradisional seperti gendang, bonang, gong dan instrument gamelan lainnya.

Dalam perkembangannya, Tari Topeng Malangan mulai meredup seiring dengan perkembangan zaman. Kurangnya regenerasi dan kesadaran masyarakat sangat mempengaruhi eksistensi dari kesenian satu ini. Namun beberapa sanggar tari di Kabupaten Malang masih mempertahankan warisan budaya satu ini. Usaha pelestarian tersebut terbukti dengan mengadakan pertunjukan secara teratur dan dengan berbagai modifikasi dan penambahan variasi dalam pertunjukannya agar lebih menarik, namun tidak meninggalkan pakem yang ada. Usaha tersebut tidak bisa berjalan sendirian, tentunya peran masyarakat dan pemerintah sangat dibutuhkan dalam menjaga dan melestarikan kesenian satu ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline