Beberapa hari terakhir ini Subang, Jawa Barat sedang viral-viralnya setelah jasad seorang bocah 13 tahun ditemukan di salah satu saluran irigasi. Jasad bocah malang ini diduga kuat adalah korban pembunuhan karena tangannya terikat dan tubuhnya berlumuran darah.
Mirisnya, pelaku pembunuhan anak itu bukan orang lain. Mereka adalah orang-orang yang berada dalam lingkaran kesehariannya. Ibu, kakek dan pamannya. Ya, mereka bertiga gelap mata dan menganiaya Rauf dengan membabi buta.
N, demikian inisial ibunya, menurut keterangan polisi adalah aktor utama di balik pembunuhan Rauf, darah-dagingnya sendiri. Dia juga yang pergi mengantar anaknya itu dengan sepeda motor dan membuangnya dalam keadaan masih hidup.
"Mah, aku capek... Mah, aku sakit... Mah, aku ngantuk..." polisi menirukan kata-kata terakhir Rauf yang dia ucapkan dalam keadaan sakit akibat luka yang berdarah-darah itu kepada ibunya saat dia sedang dibonceng untuk dibuang. N, mengaku bahwa anaknya masih hidup saat dia buang.
Rauf, kamu pasti merasa sakit dan ketakutan saat ibumu mengikatmu. Kamu pasti beringis kesakitan saat pukulan-pukulan menghantam tubuhmu yang kecil itu. Kamu pasti menangis saat kakek, paman dan ibumu gelap mata menganiaya kamu. Aku tahu, dalam hatimu kamu berkata: "IBU KOK SETEGA ITU?"
Rauf, anak manis. Kamu sudah tenang di surga nak. Tidak ada lagi yang akan menyakiti kamu seperti saat sedang di dunia bersama orang-orang yang kamu cintai itu. Tapi, kamu tetap mencintai mereka kan, nak? Kamu tetap mencintai ibu kandungmu kan nak? Maafkanlah dia... ikhlaskanlah... Doakanlah ibumu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H