Lihat ke Halaman Asli

Akulah Gembala yang Baik

Diperbarui: 25 April 2021   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yesus Gembala yang baik. Sumber gambar: wordpress.com

Renungan Katolik Minggu, 25 April 2021

Minggu Paskah IV

Minggu Panggilan

Bacaan:

Kis 4:8-12

Mzm 118:1,8-9.21-23,26,28-29

1 Yoh 3:1-2

Yoh 10:11-18

“Akulah Gembala yang baik, dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan …” ---Yohanes 10:14

ORANG ISRAEL umumnya  beternak  domba. Dan para gembala-lah yang bertanggung jawab penuh atas ratusan domba.  Wajar  timbullah relasi akrab dan unik antara gembala dan domba.

Dedikasi seorang gembala kepada domba-dombanya menjadi sumber inspirasi bagi penulis Kitab Suci bila berbicara tentang Allah sebagai ‘gembala’. Dedikasi Allah kepada umat Israel seperti dedikasinya seorang gembala.

“Tuhanlah adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. … Sekalipun aku berjalan lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya” (Mzm 23:1.4)

Para petinggi agama di Israel dalam hidup ini mengambil posisi Allah. Mereka  dianggap sebagai ‘gembala-gembala’. Tetapi sayangnya, dalam berjalannya waktu, kepemimpinan para alim ulama Yahudi itu semakin merosot. Dengan keadaan seperti itulah, atas nama Allah, Yeheskiel angkat bicara:

“Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri. Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan  oleh gembala itu ? Kamu menikmati susu dan bulunya. Yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-dombaku tidak kamu gembalakan. Yang lemah tidak kamu kuatkan dan yang luka tidak kamu balut,… Dengarkanlah firman Tuhan: ‘Aku akan menuntut kembali domba-domba-Ku…Aku menghentikan mereka menggembalakan domba-domba-Ku’ “ (Yeh 34:2-4,9-10).

Dengan latar belakang itu kita membaca Injil hari ini. Yesus bersabda: “Akulah Gembala yang baik, yang memberikan nyawanya bagi domba-domba”. Sabda-Nya merupakan penggenapan apa yang dikatakan Yeheskiel.  Daud, juga gembala, begitu memperhatikan domba-domba yang lemah mengobati yang sakit, mencari yang tersesat.

Dan Yesus, sang Gembala Agung, berbuat lebih dari itu. Ia bangkit dari mati dan berbagi kemuliaan kebangkitan dengan domba-Nya. Dan Petrus meneruskan penggembalaan itu sebagaimana dalam bacaan pertama, ia menyembuh si lumpuh dalam Nama Yesus. Ia mengundang orang-orang untuk beriman kepada Yesus agar disembuhkan baik penyakit jasmani maupun rohani. Dengan beriman kepada Yesus, kita dijadikan anak-anak Allah, seperti tutur Yohanes dalam bacaan kedua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline