Lihat ke Halaman Asli

Yuli Susanti

MAHASISWI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Mawar Mekar di Pasar

Diperbarui: 12 Juni 2023   14:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Bulan Maret kemarin adalah bulan yang sangat semai untuk semua hal baik yang dimulai. Tidak ada kata tiada untuk sesuatu yang baru ada. Tidak ada kata tidak untuk semua yang bertindak. Tidak ada kata tapi untuk semua hal yang rapi.

Hitam dan putih, atas bawah, timur dan barat serta semua hal yang berdampingan tetapi memang tidak ada awal persamaan. Jika semua hal begitu adanya, yakin saja akan ada keajaiban yang kadang tidak nyata. Rata atau tidaknya, sama atau tidaknya, gelap atau tidaknya serta semua yang tidak akan pernah serupa akan tetap bersama demi sebuah rumah yang berwarna.

Tajam atau tidak, akan selalu memuat hal yang tidak-tidak. Karena semua dilakukan otodidak yang terkadang memang diluar kehendak. Asam atau manis semuanya berawal dari kata premis.

Ketika mawar mekar dipasar, pasti banyak orang bertanya dan mencari hal yang mengakar. Bagaimana tidak, jika seseorang mengatakan hal tersebut pasti tidak luput dari kata dasar. Namun perlu diketahui relung dan palung dasar disini tidak berakar tapi akan lebih baik jika melebur dan menyebar. 

Ini bukan persoalan bunga tapi ini tentang kita. Mawar akan tumbuh jika ia selalu diberikan jalan untuk utuh. Ia tidak akan mati jika tidak ada yang memberikan obat pestisida yang membahayai. 

Mawar selalu berkata kepada langit, jika memang ini sebuah jalan yang dirakit mengapa sulit sekali untuk kata bangkit. Jika rembulan saja bisa berdampingan dengan benda angkasa lainnya, mengapa mawar ini tidak bisa mekar dengan sempurna. Walau ia berada dikelompok jenis yang sama.

Mengapa selalu ada perumpamaan dan perpindahan, jika memang itu sebuah kenyataan. Mengapa harus ada pengaduan jika memang sesuai dengan jalan. Apakah semua benda di dunia ini memang seperti ini?. Satu hal yang pasti, tidak akan ada yang mau melarikan diri hanya untuk memberikan duri dan membenarkan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline