Gundah hati ini membuatku ingin mencurahkan keluh kesahku
Tak banyak orang yang mendengarkan suaraku
Menulis mungkin cara indah untuk mengungkapkan perasaanku
Tak jelas memang terasa seperti itu
Namun, hal ini membuat diriku menemukan titik tenangku
Berimajinasi dengan pikiranku
Bergulat dengan tangan dan mataku
Keinginan kecil muncul dalam benakku
Tuhan, alangkah indah skenariomu
Aku hanyalah pemain dalam skenario yang tertulis
Namun, banyak yang ingin ku ubah dari cerita itu
Ingin ku lukis banyak harapan
Ingin ku gantung banyak cita-cita
Salahkah seorang perempuan memiliki harapan tinggi?
Terkadang realita memang tak semanis ekspetasi
Seorang perempuan identik dengan budi pekerti
Menjadi harapan untuk mendidik para generasi
Mungkinkah seseorang dapat melipat waktu?
Ketika hati ini susah ingin rasanya ku lipat waktu
Ketika ku menginginkan sesuatu, ingin ku putar kembali masa itu
Agar dapat kuperbaiki kesalahanku di masa lalu
Pikiranku yang terlalu liar
Pribadiku yang terlalu ambis dalam berbagai hal
Membuatku tak tahu arah kemana hidupku akan berlanjut
Tuhan, yang ku punya saat ini hanyalah engkau
Hanya kepadamu ku curahkan semua masalahku
Kau hadirkan kekuatam dalam hidupku
Hingga aku kuat sampai saat ini
Orang-orang yang selalu ada
Baik dalam suka maupun duka
Orang tua, sahabat dan cinta
Terlalu bimbang dalam berpikir
Membuatku tahu arti kukuh dan teguh
Akankah diriku seperti ini?
Sampai kapan?
Tuhan, jikalah watak bisa dirubah
Akan ku rubah semuanya
Namun, berubah tak semudah apa yang terbayang
Belajar merupakan metode terbaik
For everything, everywhere, and everyone
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H