Lihat ke Halaman Asli

Yuli Novita Sari Putri

Treasury Analyst

Secangkir Cokelat dari Belgia

Diperbarui: 18 Agustus 2020   11:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertumbuhan GDP Belgia (Sumber data: nbb.be)

Membayangkan menyeruput aroma dan rasa coklat dari negara yang dilabel sebagai penghasil cokelat terlezat di dunia menggugah cakrawala kita untuk berjalan-jalan ke Eropa bagian barat.

Traveller sudah akrab untuk menyinggahi negara tersebut pada saat eksplorasi negara eropa. Negara yang Ibu kotanya Brussel ini seluas 30,451 km  dengan populasi 11.550.000 terkenal dengan Grand Palace sebagai objek wisata berarsitektur renaisans.

Keindahan tersebut seakan punah dengan datangnya pandemic Covid 19. Tingkat kematian akibat Covid 19 di Belgia telah mencapai 76.191 dengan tingkat kematian 9.916 (Worldormeters, 2020) sehingga Belgia dianggap sebagai negara dengan respons terburuk dalam di Antara negara OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) lainnya. 

Ekonomi Belgia juga dihantam cukup keras selama pandemi ini, GDP Belgia terkontraksi 14.5% (YoY) pada Juni 2020, penurunan ini terburuk selama 10 tahun terakhir. Sentral bank Belgia memprediksi pada akhir tahun 2020 GDP masih akan terkontraksi sampai dengan 7,2%. 

Pengangguran mengalami peningkatan sebesar 4.65% dari 495.000 menjadi 518.000, kenaikan tersebut khususnya pada usia di atas 25 tahun. Pemutusan hubungan kerja (PHK) yang tidak dapat dihindari karena kinerja perusahaan yang merosot tajam dan sektor informal juga kehilangan pekerjaan semenjak lockdown dan penyebaran virus yang sangat cepat.

Perjuangan untuk "flattening the curve" agar penyebaran virus dapat diperlambat menjadi prioritas utama mengingat virus ini menyerang krisis kesehatan yang di ikuti dengan krisis ekonomi. Sebagai salah satu anggota European Central Bank (ECB), Belgia mengikuti aturan-aturan untuk dapat segera menuju kestabilan baru menghadapi pandemi.

Kebijakan dari sisi fiskal dilakukan dalam bentuk penurunan pajak pendapatan agar wajib pajak mempunyai dana tambahan dan perbaikan cashflow untuk memulai kembali aktifitasnya yang berlaku sampai Desember 2020 untuk menstimulasi fiskal yang pada akhirnya memberikan pendapatan pada sektor riil.

Dukungan dalam bentuk moneter juga di aplikasikan dengan menurukan suku bunga dan pembelian aset.  Likuiditas tambahan tersebut merupakan upaya tetap mendukung pertumbuhan ekonomi terutama di sektor rumah tangga melalui fungsi intermediari perbankan mengingat selama pandemi net lending mengalami pertumbuhan negatif sehingga suku bunga acuan diturunkan menjadi 0%.

Rencana pembelian aset sebesar 750 Miliar di sektor publik dan swasta dengan nama program Pandemic Emergency Purchase Programme (PEPP) agar stimulasi untuk recovery ekonomi dapat dipercepat.

Semua negara termasuk Belgia mengumpulkan kekuatan baik dari fiskal maupun moneter untuk lebih tegar menghadapi kuartal ketiga. Dunia berharap pandemi segera berakhir dan seperti optimisme pemberitaan bahwa 2021 akan menjadi new normal yang sebenarnya agar para penikmat cokelat tidak perlu khawatir untuk duduk bersantai kembali di Belgia. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline