Lihat ke Halaman Asli

Ruang Seni Bagi Difabel

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ruang Seni bagi Difabel

Yogyakarta (18/12) - Acara biennal Yogyakarta yang diadakan tanggal 11 Desember – 17 Desember 2011 merupakan Rangka pararel binneal yogya yang ke 11. Rangkaian acara yang diadakan tidak hanya dalam satu tempat ini memiliki tema Religiusitas dan keragaman. Tujuan utama acara ini untuk menghilangkan kata ketidakmampuan.

Rangkaian acara binneal Yogyakarta ini sebagai acara tahuanan yang diadakan setiap 2 tahun sekali ini, tidak hanya diselenggaran di Yogyakarta tetapi serentak di 2 kota besar yaitu Biennal Jakarta dan Biennal Surabaya. Biennal sendiri adalah Komunitas seni rupa.

Acara Pararel Event Binneal Yogyakarta ke 11 ini, salah satu yang diadakan di Alun-alun Selatan juga mengusung tema yang sama Religiusitas dan Keragaman ini menampilkan karya dari komunitas Gerkatin. Komunitas gerkatin sendiri adalah komunitas Tunarungu. Dalam acara yang digelar menampilkan hasil karya dari para komunitas tunarungu. Dalam hal ini terlihat bahwa para difabel yang memiliki keterbatasan juga memiliki kemampuan dalam bidang karya seni. Hal ini membuat Metropolite Bery sebagai penanggung jawab penyelenggara pameran yang diadakan di Alun-alun Selatan ini memiliki keinginan untuk memberi wadah kepada para difabel jika karya mereka tidak kalah kreatif dengan karya seni yang dibuat orang lain.

Seperti yang diungkapkan Eko, “ Kami ingin para difabel juga memilki hak untuk menciptakan kreatifitasnya sehingga tidak terisolir dengan masyarakat lain, ini yang membuat kami memberikan wadah bagi mereka. Kami berharap tidak hanya untuk difabel dibidang olahraga saja tetapi, para difabel juga berhak untuk mendapatkan wadah dalam bidang seni”, Ungkapnya.

Acara yang berlangsung selama 1 minggu ini menjadikan tempat untuk para difabel. Bahwa Mereka memiliki hak untuk berkarya. Hanya saja wadah untuk mengekspresikan karya seni kurang, terutama di Yogyakarta. Harapan yang sangat mulia jika para difabel pun memiliki wadah untuk meekspresikan kreatifitasnya, sehingga tidak adanya perbedaan dengan masyarakat yang lain.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline