Desa Kertodeso, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, merupakan wilayah dengan potensi di sektor pertanian yang besar. Salah satu komoditas pertanian unggulan dari Desa Kertodeso adalah jambu kristal.
Pengembangan jambu kristal di wilayah Desa Kertodeso sendiri masih terbilang baru, setelah sebelumnya masyarakat pada umumnya membudidayakan buah jeruk. Buah jeruk pada masa sekarang sudah jarang ditemui di wilayah Desa Kertodeso karena serangan hama.
Jambu kristal merupakan komoditas pertanian yang sangat menguntungkan dan terbukti mampu memberikan sumber penghidupan bagi masyarakat desa setempat. Namun ada kalanya, komoditas jambu kristal mengalami nasib buruk karena penurunan harga yang sangat tajam. Malangnya, penurunan harga jual seringkali terjadi saat panen raya, dimana buah jambu kristal sangat melimpah.
Akibatnya jambu kristal yang biasanya dihargai Rp 7.000,- per kg menjadi Rp 4.000,- bahkan sampai Rp 3.000,- per kg-nya. Melihat permasalahan demikian, mahasiswa KKN UNS kelompok 92 periode Januari-Maret 2022 membuat terobosan baru dengan membuat berbagai macam produk bernilai tinggi berbahan dasar jambu kristal.
Produk pertama yang dikembangkan adalah berupa nata de guava. Pembuatan nata biasanya menggunakan lidah buaya atau kelapa yang kemudian dikenal dengan nata de coco. Namun oleh mahasiswa KKN UNS kelompok 92, buah jambu kristal diolah dengan diambil sari buahnya dan diberi tambahan bakteri Acetobacter xylinum sehingga dapat menjadi nata dengan harga jual Rp 14.000,- per kemasan.
Pembuatan nata de guava dengan bahan dasar jambu kristal memberikan kepastian harga bagi petani. Peningkatan harga jual ini akan mampu memberikan kesejahteraan tambahan bagi masyarakat Desa Kertodeso.
Produk olahan lain berbahan dasar jambu kristal yang dikembangkan oleh mahasiswa KKN UNS kelompok 92 adalah sabun. Jambu kristal setelah dilakukan uji coba, ternyata mengandung berbagai macam zat yang bermanfaat untuk kulit seperti antioksidan vitamin C.
Ekstrak jambu kristal yang kemudian diolah menjadi sabun cair, harapannya dapat memberikan penyelamat ekonomi bagi petani, ketika harga jambu kristal sedang anjlok. Disisi lain, kemandirian masyarakat Desa Kertodeso dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari, utamanya sabun dapat tercipta.
Produk lain yang dikembangkan oleh mahasiswa KKN UNS kelompok 92 yang juga memanfaatkan komoditas pertanian adalah madu fruktosa. Madu fruktosa diolah dengan memanfaatkan kandungan fruktosa dari singkong yang kemudian ditambahkan berbagai bahan agar memiliki cita rasa yang khas. Madu ini memiliki kandungan kalori yang rendah, sehingga lebih aman bagi mereka yang tidak bisa mengkonsumsi pemanis dari tebu. Khasiat lain dari madu ini adalah untuk melegakan tenggorokan gatal, berkat kandungan jahe di dalamnya.
Kedepannya, berbagai macam produk olahan tersebut diproduksi dibawah naungan BUMDES Desa Kertodeso dengan harapan perekonomian warga Desa Kertodeso dapat meningkat dengan berbagai produk olahan tersebut dan dengan diikuti oleh perkembangan kinerja BUMDES, kemandirian ekonomi desa dapat tercipta.