__
Linda menggaruk kepala dengan ujung pinsil 2B-nya, di sebuah bangku perpustakaan umum. Sedikit gatal, mungkin karena belum mencuci rambut tadi pagi. Terlupa atau karena terburu-buru? Dua-duanya.
Disentuhnya sedikit, ujung rambutnya. Menjalar perlahan ke arah kulit kepala. Ya benar, sedikit berminyak. Pantas, sedari tadi tidak ada pria yang melirik padaku, pikirnya mencandai diri sendiri, rupanya rambutku ‘lepek’ begini. Tak apa, desahnya menghibur dirinya, sekarang yang terpenting adalah lembar demi lembar di hadapannya. Ia memberi tanda di beberapa bagian, akan dibawanya ke bagian foto kopi.
Sepulang nanti ia akan mandi dan mencuci rambut. Apa istilah lainnya, keramas? Ada juga kawannya, Muti, yang menggunakan kata ‘nyampo’. Apa akar katanya, oh ya, shampoo. Ia tersenyum dalam hati mengingat Muti, yang memang jenaka dalam kesehariannya.
Selesai membuat copy-an dari halaman-halaman buku yang dianggapnya penting untuk tulisannya, Linda pun berkemas pulang.
Rutinitas, ah rutinitas. Bolehkah aku bosan dengan ini semua? Terkadang ya, tapi sebelum memuncak, selalu ada kejutan baru dalam lingkaran skedulnya. Lalu, kejenuhan pun tertunda.
__
Linda tak pernah merasa cantik, tak akan pernah. Semua sama. Semua bunga indah. Itu adalah senandungnya, sembari meninggalkan jejak-jejak sepatu kets-nya yang mungil, menuju halte Busway.
Jangan lupa ke gerbong depan bagian wanita, ingatnya.
Memorinya, mengingat prosedural hariannya kala boarding di Busway. Begini, langsung menuju ke bagian depan, tentunya dengan gerakan beringsut, tangan meraih tali pegangan berwarna kuning yang berjajar, menjuntai dari bagian atas. Kemudian, beranjak sedikit demi sedikit menuju samping bapak pengemudi, sebab ada tempat berupa dua anak tangga, tepat di samping pintu depan.
Jika beruntung, ia bisa menumpang duduk disana, di lantai bus. Jika setengah beruntung, sudah ada satu penumpang wanita di situ, dan Linda pun akan mengucap ‘salam khas’nya, “Permisi, boleh saya duduk disini?” Dan tentu, ia takkan menolak setelah menelusuri sejenak tubuh kecil Linda, bukan langsing, tapi kecil.. juga wajah imut Linda. Pantatnya beringsut satu dua inchi, memberi tempat pada Linda.