Lihat ke Halaman Asli

yuli maulanarizqiyah

Mahasiswi Psikologi

Mempelajari Periode Setelah Melahirkan dari Sisi Ilmu Psikologi

Diperbarui: 6 Januari 2020   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: https://bit.ly/2QroL9K

Kali ini saya akan berbagi ilmu tentang periode sesudah kelahiran atau biasa yang disebut dengan pascakelahiran, bersumber dari ilmu psikologi perkembangan. Ada beberapa hal yang harus kalian ketahui, khususnya bagi pengasuh/orang tua untuk mempersiapkan hari setelah kelahiran. Kelahiran seorang bayi akan menjadi momen yang sangat menantang bagi orang tua, apalagi bagi mereka sebagai orang tua baru yang memiliki bayi.

Ada tiga hal yang akan menjelaskan perubahan-perubahan dalam masa-masa sesudah melahirkan, yaitu:

1. Penyesuaian Fisik.

Menurut (Runquist, 2007), seorang ibu bisa saja merasa sangat berenergi atau malah merasa sangat lelah dan kecewa. Walupun perubahan tersebut normal, akan tetapi kelelahan dan kekecewaan ibu bisa mengurangi tingkat kebahagiaan dan kesejahteraannya, serta mengurangi keyakinan si ibu dalam mengurus bayinya dalam kehidupan di keluarga baru mereka.

Salah satu masalah yang dialami si ibu adalah kurangnya waktu tidur di malam hari. Dalam survey Sleep in America tahun 2007 menyatakan bahwa persentase ibu-ibu yang mengalami kekurangan waktu tidur di malam hari pasca kelahiran ada 80%. Disis lain, setelah melahirkan, seorang ibu mengalami perubahan tiba-tiba dan secara dramatis terkait hormon, dimana kadar hormon estrogen dan progesteron mengalami penurunan drastis, dan keadaan tersebut berlangsung hingga indung telur mulai menghasilkan telur lagi.

Dalam tahap ini, ada juga fase involusi yang merupakan proses kembalinya rahim ke ukuran semula dan berlangsung dari lima hingga enam minggu setelah kelahiran.

2. Penyesuaian emosional dan psikologis

Goncangan emosi sangat umum dijumpai pada ibu-ibu setelah melahirkan.  Hasil penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa sekitar 70 persen para ibu baru di Amerika mengalami postpartum blues. Hal tersebut ditandai dengan perasaan depresi, cemas, dan bingung pada sekitar dua atau tiga hari setelah melahirkan. Perasaan ini sering mencapai puncaknya sekitar tiga hingga lima hari setelah melahirkan.  Perasaan tersebut biasanya akan hilang sendiri dalam satu atau dua minggu.

Namun ada juga beberapa perempuan yang menderita depresi pasca melahirkan (postpartum depression) yang meliputi depresi mayor yang biasanya berlangsung selama empat minggu setelah melahirkan. Perempuan yang mengalami depresi pasca melahirkan akan memiliki perasaan sedih, cemas, ataupun putus asa sehingga karena perasaan itulah mereka mengalami kesulitan untuk menangani tugas sehari-hari. Menurut (Nolen-Hoeksema, 2011) apabila tidak ditangani dengan baik, depresi pasca melahirkan dapat memburuk dan berlangsung selama berbulan-bulan. Estimasi mengindikasikan bahwa ada sekitar sepuluh hingga empat belas persen dari seluruh ibu baru ternyata mengalami depresi pascakelahiran.

Tidak hanya ibu, ayah juga mengalami banyak penyesuaian, meskipun mereka tidak dirumah sepanjang hari karena bekerja.  Sebagian besar seorang ayah berpendapat bahwa perhatian ibu lebih terpusat kepada bayinya, dan ada beberapa yang beranggapan bahwa mereka merasa kehadiran mereka tergantikan oleh si bayi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline