Lihat ke Halaman Asli

Yuli Kristiyanto

sedang belajar menjadi pintar

Limbah Cair Olahan Kedelai untuk Penyubur Tanah

Diperbarui: 30 November 2019   01:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan di Indonesia, produk olahan dari kedelai yang banyak diminati adalah salah satunya tempe. Tingginya konsumsi tempe menjadikan olahan kedelai beragam, dalam skala industry olahan kedelai dimulai skala yang kecil hingga menengah.

Dalam industri tempe menghasilkan limbah cari dan limbah padat. Menurut winarno (1984) dari 1000 gram atau 1 kg kedelai limbah yang dihasilkan limbah  sebesar 21,9 % yang terdiri dari 8 % kulit, 12,2 % larut dalam proses perebusan dan 1,7 % hilang pada proses inkubasi.

Produsen tempe sering membuang limbah cair ke aliran sungai, limbah cair dari olahan tempe termasuk dalam limbah yang biodegradable yaitu merupakan limbah yang dapat dihancurkan oleh mikroorganisme. 

Senyawa organik yang terkandung didalamnya akan dihancurkan oleh bakteri meskipun prosesnya lambat dan sering dibarengi dengan keluarnya bau busuk. Dampak dari pembuangan limbah cair ini adalah terganggunya biota di sepanjang aliran sungai.

Untuk mengatasi masalah pencemaran yang disebabkan oleh limbah industri diperlukan suatu langkah yang cermat, sehingga limbah dapat dibuang ke lingkungan sekitarnya dengan aman. Jika pencemaran itu tidak dapat dihindari setidaknya harus diupayakan untuk meminimalisasi dampak yang mungkin terjadi.

Pencemaran lingkungan yang terjadi akibat dari pengolahan limbah yang kurang tepat dapat diperkecil dengan memanfaatkan limbah secara maksimal sebagai sumber energi yang dapat diperbarui terutama untuk peningkatan produksi pertanian, salah satu cara pemanfaatan limbah adalah penggunaanya sebagai pupuk.

Karena dalam limbah cair industri tempe terkandung senyawa organik yang cukup tinggi seperti sakarida, lemak, dan protein yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

Kadar limbah yang tepat untuk pupuk organik cair dari hasil penelitian Zuchrotus S,.dkk (2009) adalah sebesar 60 %, karena pada kosentrasi tersebut tanaman kangkung yang dijadikan bahan penelitian menghasilkan peningkatan pada tinggi tanamam, jumlah daun, panjang daun, diameter batang, panjang akar.

Pembuatan limbah cair menjadi pupuk cair ada beberapa metode seperti penambahan EM4 atau dengan fermentasi dengan bantuan mikroorganisme. anaman yang diberikan pupuk cair dari limbah tempe jika pemberiannya tidak berlebihan ternyata tanaman tersebut akan merespon dengan baik dan memberikan hasil yang optimal. Dari limbah perendaman kedelai mengandung unsur N, P, dan K yang baik.

Unsur hara NPK merupakan unsur hara makro, yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang besar. Unsur nitrogen merupakan komponen penyusun dari banyak senyawa essensial bagi tumbuhan, yang terkandung dalam klorofil. Nitrogen pada umumnya diserap tanaman dalam bentuk NH4 + atau NO3 - , yang dipengaruhi oleh sifat tanah, jenis tanaman dan tahapan dalam pertumbuhan tanaman.

Adanya unsur hara N merangsang pembentukan hijau daun yang sangat penting untuk proses fotosintesis,  penambahan nitrogen yang cukup pada tanaman akan mempercepat laju pembelahan dan pemanjangan akar, batang dan daun. unsur hara yang telah diserap akar memberi kontribusi terhadap penambahan berat kering tanaman. Unsur  N bukan hanya mempengaruhi daun tetapi juga tinggi tanaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline