Masuknya Islam di Jawa Barat diperkiran pada awal abad ke 14. Berdasarkan Naskah Carita Prahyangan, bahwa seorang pemeluk Islam pertama kali di tanah Sunda adalah Bratalegawa. Bratalegawa merupakan putra kedua Prabu Guru Pangandiparamarta Jayadewabrata atau Sang Bunisora yang merupakan Raja Kerajaan Galuh.
Bratalegawa memilih jalan hidup sebagai seorang saudagar besar dan sering berdagang dan berlayar ke Sumatera, Cina, India, Srilanka, Iran, sampai ke negeri Arab.
Saat tiba India ia bertemu saudagar Arab kemudian masuk Islam dan menikah dengan seorang muslimah dari Gujarat yang bernama Farhana binti Muhammad. Kemudian, menunaikan ibadah haji ke tanah suci dan mendapat julukan Haji Baharuddin Al Jawi atau Haji Purwa (Wildan, 2005:48).
Maka, darisinilah menurut para ahli, bahwa penganut Islam pertama adalah Haji Purwa. Haji Purwa masuk islam ketika perjalanan dagang ke India, Sebagai seorang yang pertama kali menunaikan haji di Kerajaan Galuh, ia pun dikenal dengan sebutan Haji Purwa.
Haji Purwa kemudian pulang kembali ke kampung halamannya, dan mencoba mengajak adiknya, yaitu Ratu Banawati yang sedang berkuasa di Galuh namun usahanya tidak berhasil. Akhirnya Haji Purwa meninggalkan Galuh dan menetap di Cirebon. Di Cirebon Haji Purwa mengajak pula kakaknya yaitu Giri Dewata atau Ki Gedeng Kasmaya yang kala itu menjadi penguasa Cirebon untuk memeluk islam.
Namun, kakaknya pun menolak ajakannya, tetapi hal ini tidak membuat hubungan Haji Purwa dan saudaranya retak, bahkan Haji Purwa tetap memberi bantuan kepada para saudaranya.
Haji Purwa kemudian menetap di Cirebon yang pada saat itu dibawah kekuasaan Kerajaan Galuh. Menurut para ahli diperkiran Haji Purwa juga adalah orang Islam pertama yang menetap di Cirebon.
Kedatangan Haji Purwa di tanah Sunda inilah yang menandai masuknya agama islam ke Tatar Sunda yang tidak hanya menyentuh daerah pesisir tetapi memasuki pula daerah pedalaman.
Namun kemudian islam tidak langsung menyebar secara luas kepada masyarakat kala itu. Dikarenakan karena masih kuatnya pengaruh agama Hindu dari Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda yang dianut masyarakat setempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H