Lihat ke Halaman Asli

Ibuku Menyusui Batu

Diperbarui: 30 Mei 2022   11:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seabad lalu, sebuah pena setajam belati mengukir soal takdir yang tak boleh henti

pada pawon dan kelon

Perempuan, yang sanggulnya mesti menganak di bengawan

yang selendangnya mesti menutupi luka peradaban, 

ibu, aku, kamu

Pada berpuluh tahun lalu, ibu yang bersanggul dan berselendang, 

mengejanku dengan cabik dunia

 berlatar antara cakar dan melatanya zaman pijar

lampu dan stroom yang berlomba

Ia manggut manggut

Mendoaku jadi salah satu yang disebut dalam hebat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline