Halo semuanya..
Pada tanggal 12 Agustus 2021 Universitas Jember menerjunkan mahasiswa untuk KKN BTV 3 atau KKN pulang kampung, acara penerjunan dilakukan secara daring. Mahasiswa melakukan KKN di daerahnya masing-masing dengan tema yang sudah dipilihnya.
Saya bagai peserta KKN tersebut mengambil tema Pemberdayaan Wirausaha Warga yang Terdampak COvid-19 dan lokasi KKN berada di Desa Juwet Kenongo. Desa Juwet Kenongo berada di lingkup wilayah Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo yang memiliki luas wilayah 123 Ha dan jumlah penduduk kurang lebih sekitar 6.314 jiwa yang terdiri dari 3.184 jiwa penduduk laki-laki, dan 3.130 jiwa penduduk perempuan. Sebagian besar mata pencaharian warga Desa Juwet Kenongo adalah berdagang, di mulai dari berjualan makanan, sembako, dan peralatan rumah tangga.
Salah satu pelaku usaha di Desa Juwet kenongo adalah Mbak Ayu, beliau memiliki usaha makanan ringan yakni Rempeyek. Mbak Ayu dan keluarganya sudah menjalankan usaha rempeyek ini sejak tahun 2016. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan penjualan rempeyek mbak ayu ini dilakukan dengan menitipkan rempeyek ke warung-warung makanan dan kepada tetangga sekitar yang memesan untuk acara. Pemasaran dengan lingkup kecil tersebut dikarenakan usaha milik Mbak Ayu kekurangan sumber daya yang memahami tentang pemasaran online untuk menjangkau pasar yang luas.
Pada Minggu Pertama KKN dilakukan observasi dan pendekatan antara sasaran dengan mahasiswa. Melakukan diskusi mengenai permasalahan yang dihadapi sasaran, kemudian mencarikan solusi yang akan dijadikan sebagai proker untuk KKN.
Kemudian di Minggu kedua, program kerja dijalankan diawali dengan edukasi mengenai inovasi produk, branding produk, dan digital marketing. tak hanya itu, minggu kedua ini juga diisi dengan diskusi dengan sasaran terkait inovasi untuk produk sasaran, branding produk, dan digital marketing-nya.
Minggu ketiga dilakukan edukasi mengenai pentingnya foto produk untuk sebuah bisnis dan juga dilakukan proses foto produk dari sasaran juga.
Selama tiga minggu berjalan, progres terus ditingkatkan. dari yang awalnya sasaran belum memahami pentingnya inovasi, branding, dan digital marketing menjadi memahami bagaimana inovasi produk yang unik, branding suatu produk agar menambah nilai, digital marketing untuk memperluas pasar bisnis dan meningkatkan omset. kemudian yang awalnya sasaran belum memiliki branding, sekarang sudah memiliki nama dan logo yang unik, pengemasan juga diupgrade dari yang hanya menggunakan plastik kemudian direkatkan dengan lilin menjadi pengemasan yang lebih menarik yakni dengan standing pouch dan toples aesthetics