Lihat ke Halaman Asli

Yuli Chasanah

GURU SMAN 1 NGLAMES KAB MADIUN

Aksi Nyata Penerapan Filosofi Pendidikan KI Hajar Dewantara

Diperbarui: 13 Juli 2022   01:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Saya adalah seorang guru PLH dan Biologi yang sudah mengajar di SMAN 1 Nglames sejak tahun 2009. Sudah 13 tahun saya mengajar di kelas, memberikan materi, melakukan penilaian dan evaluasi,  dilanjutkan dengan melakukan refleksi pembelajaran, sesuai dengan tuntutan kurikulum . 

Namun masih ada hal yang belum tercapai bahwa hakikat guru dalam pendidikan dinyatakan tidak hanya sekedar mengajar saja namun juga mendidik siswa untuk membentuk karakter yang baik itu lebih utama. Sebelumnya saya masih bingung membedakan mengajar dan mendidik, namun setelah saya tergabung dalam calon guru penggerak angkatan 5 dalam mempelajari modul 1 maka terbelalak mata ini untuk memahami perbedaan tersebut. Saya mulai belajar tentang pembelajaran yang sebenarnya, yang meneladani Bapak Pendidikan Indonesia yaitu Ki Hadjar Dewantara.

KI HAJAR DEWANTARA mengatakan bahwa pendidikan adalah tempat persemayaman benih-benih kebudayaan masyarakat, guru bertugas menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Siswa itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam. Anak dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pendidik. 

Meskipun biji jagung adalah bibit yang kurang baik atau kurang berkualitas, namun dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari petani. Sebaliknya meskipun bibit jagung yang disemai itu adalah bibit-bibit berkualitas baik, namun bila tumbuh di lahan yang gersang, tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta tangan dingin petani, maka biji jagung itu tidak akan tumbuh optimal.

Anak lahir dengan kodrat alam dan dikelilingi kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada. Artinya bahwa setiap anak sudah membawa sifat atau karakternya masing-masing, guru tidak bisa menghapus sifat dasar. Yang bisa dilakukan adalah menunjukkan, menuntun, dan membimbing mereka agar muncul sifat-sifat baiknya, hingga menutupi/mengaburkan sifat-sifat jeleknya.

Kodrat zaman, guru harus memberikan bekal keterampilan kepada siswa sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya, dan menyesuaikan diri. Guru harus menyiapkan siswa dengan kecakapan Abad 21 yang meliputi ; (1) keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical Thinking and Problem Solving Skill); (2) kecakapan berkomunikasi (Communication Skills); (3) kreativitas dan inovasi (Creativity and Inovation); (4) Colaboration (kolaborasi).

Berdasarkan filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara maka saya terpacu untuk melakukan aksi nyata untuk melakukan perubahan dalam pembelajaran di kelas maupun membentuk karakter dalam mendidik siswa. Salah satu hal yang saya lakukan adalah mengaplikasikan pendidikan itu menuntun sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Dalam hal ini kegiatan bertepatan dengan adanya Lomba Pemilihan Putra Putri Lingkungan Hidup tahun 2022 yang diselenggarakan kerjasama Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun, Kantor KEMENAG Kab Madiun dan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Madiun

Saya sebagai pembina ekstrakurikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja) mengemban tugas membimbing siswa dalam perlombaan tersebut membuat karya ilmiah, melakukan praktek penelitian, membuat video, membuat presentasi dan mempersiapkan tanya jawab wawancara tentangkarya lomba selain membentuk karakter siswa agar mampu berusaha yang terbaik menjadi juara di tingkat Kabupaten Madiun.

Setiap anak memiliki hak yang sama untuk mengikuti lomba. Pada tahap persiapan saya melakukan seleksi untuk peserta lomba. Tahap ini saya menginformasikan bahwa bagi siswa yang berminat untuk mengikuti lomba membuat proposal penelitian sesuai dengan tema yang diajukan dengan lomba dala tenggat waktu 3 hari dengan ketentuan yaitu Judul, latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, kajian pustaka, metode dan analisa pembahasan yang dilengkapi dengan daftar pustaka. 

Dalam seleksi tahap ini siswa terpilih 5 putra dan 5 putri yang akan dipilih satu putra dan putri saja yang maju mengikuti kompetisi lomba. Dalam proses pembuatan proposal ini sudah saya buka info untuk dapat konsultasi mengenai tema dan proses pembuatan proyek penelitian. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline