Lihat ke Halaman Asli

Strategi Pembelajaran Sentra untuk PAUD

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Managemen strategi pendidikan anak usia dini meliputi manajemen dalam bidang kelembagaaan dan dalam bidang belajar mengajar. Dalam pengelolaan lembaga memerlukan keterampilan dalam hal perencanaan, pengorganisasia, pelaksanaan, laporan dll. Selain itu dalam pembelajaran PAUD hal yang amat penting untuk dipelajari adalah bagaimana strategi pembelajaran yang tepat untuk anak usia dini. Berikut akan dijelaskan tentang Strategi Pembelajaran Sentra.

Strategi pembelajaran yang minimal harus diketahui oleh para guru dan pengajar PAUD adalah hal – hal sebagai berikut :

a)Bermain untuk belajar

Pada sistem sentra dikenal istilah bermain bukan belajar. Karena anak – anak belajar melalui bermain. Anak – anak belajar melalui permainan mereka. Pengalaman belajar yang dimiliki anak diharapkan lebih memberkas dan lebih berguna bagi anak pada usia dini. Dengan kegiatan bermain untuk belajar ini anak akan senang dan lebih termotivasi untuk belajar.

b)Sensomotori atau Main Fungsional

Istilah ini diambil dari penelitian oleh Piaget dan Smilansky (1968). Maksudnya adalah anak usia dini belajar melalui panca inderanya dan melalui hubungan fisik dengan lingkungan mereka. Kebutuhan sensomotor anak didukung ketika mereka diberi kesempatan untuk bergerak secara bebas, bermain di halaman, di lantai atau di meja dan di kursi. Kebutuhan bermain sensomotori anak didukung bila lingkungan baik di dalam maupun di luar ruangan menyediakan kesempatan untuk berhubungan dengan banyak tekstur dan berbagai jenis bahan bermain yang berbeda yang mendukung setiap kebutuhan perkembangan anak. Sensorimotori sangatlah penting untuk merangsang tumbuh kembang anak dan untuk melatih tingkah dan gerak anak. Hal ini penting dilakukan karena anak selalu aktif bergerak. Bahkan orangtua cenderung tidak diperbolehkan untuk membatasi gerak anak karena pada saat itu anak sedang berkembang melalui sensomotorinya.

c)Main Peran (Mikro dan Makro)

Main peran juga disebut main simbolik, pura – pura, make believe, fantasi, imajinasi, atau main drama, sangat penting untuk perkembangan kognisi, sosial, dan emosi anak pada usia tiga sampai enam tahun (Vygosky, 1967; Erickson, 1963). Main peran dipandang sebagai sebuah kekuatan yang menjadi dasar perkembangan daya cipta, tahapan ingatan, kerja sama, kelompok, penyerapan kosa kata, konsep hubungan kekeluargaan, pengendalian diri, keterampilan pengambilan sudut pandang spasial, keterampilan pengambilan sudut pandang afeksi, keterampilan pengambilan sudut pandang kognisi (Gowen, 1995).

Main peran membolehkan anak memproyeksikan dirinya ke masa depan dan menciptakan kembali masa lalu. Mutu pengalaman main peran tergantung pada variabel di bawah ini :

·Cukup waktu untuk bermain ( penellitian menyarankan paling sedikit satu jam)

·Ruang yang cukup, sehingga perabotan tidak penuh sesak, alat – alat mudah dijangkau , dan paling sedikit empat sampai enam anak dapat bermain dengan nyaman.

·Alat – alat untuk mendukung bermacam – macam adegan permainan.

·Orang dewasa yang dapat memberi pijakan untuk meningkatkan keterampilan main peran anak.

Bermain peran merupakan hal yang pasti di alami setiap anak dalam tahap perkembangannya. Mereka cenderung lebih meniru dan memodifikasi apa yang mereka lihat. Hal ini bisa digunakan untuk melatih daya imajinasi anak. Walaupun permainan ini terkadang membuat orangtua khawatir karena mungkin mengganggap anak ketika berbicara sendiri memiliki gangguan jiwa. Maka pernyataan itu dapat dicegah dengan memahami tentang manfaat dari bermain peran.

d)Main Pembangunan

Piaget menjelaskan bahwa kesempatan main pembangunan membantu untuk mengembangkan keterampilannya yang akan mendukung keberhasilan sekolahnya dikemudian hari. Dr. Charles, H. Wolfgang, dalam bukunya yang berjudul School for Young Children (1992), menjelaskan suatu tahap yang berkesinambungan dari bahan yang paling cair atau messy, seperti air, ke bahan yang paling terstruktur seperti puzzle. Bermain pembangunan ini dapat disimpulkan sebagai permainan yang menuntut konsentrasi dan daya berfikir anak untuk dapat mengaitkan satu sama lain. Mereka dapat berkembang dengan membangun, menyusun, dan mengorganisir permainan tersebut menjadi hal yang bisa memiliki arti tersendiri.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan PAUD bukan hanya meliputi manajemen pengelolaan tetapi yang tidak kalah penting adalah bagaimana mencipatakan suasana pembelajaran yang menyenangkang bagi anak usia dini.

Sumber : “Modul Kurikulum dan Manajemen Sentra CBIFONIK (Oleh: Sumarti M Thahir)

Yulia Suci Pranitasari ^-^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline