Lihat ke Halaman Asli

Catatan Akhir Tahun Si Pemimpi Penulis

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir setahun sudah saya berada di bidang yang saat ini saya geluti, bidang kepegawaian. Sejak restrukturisasi di awal tahun yang sempat membuat hingar bingar seluruh penghuni seluruh lantai di gedungku.

Lucu-lucu deh polah tingkah temen se ruanganku. Sampe frustasinya, aku bertekad untuk menyudahi masa kerjaku hanya di akhir tahun ini saja. Tapi apa daya, masa ikatan dinas masih bersisa 1 tahun lagi. Selain itu, perhitungan-perhitungan kebutuhan juga masih belum memungkinkan untuk aku resign. Meskipun berkali-kali meyakinkan diri…kamu bisa kok gak bekerja, rejeki akan mengikuti darimana saja sumbernya berada…

Pemikiran seperti itu terinspirasi dari seorang teman, yang selalu menuliskan status pekerjaannya “everything everywhere..” Yang terjemahan bebasnya, bekerja apa aja dimana saja. Moto itu seperti sebuah impian yang selalu terbayang…sangat dekat dengan impianku untuk menjadi penulis. Penulis itu bisa bekerja dimana saja dan kapan saja.

Impian menjadi penulis sebetulnya sudah ada sejak kecil. Pada waktu SD, Bapak membimbingku untuk ikut lomba tulis di tingkat kecamatan. Dan bersyukur sekali, aku bisa menjadi peserta termuda dan menjadi juara satu tingkat kecamatan. Meskipun sebetulnya, lomba itu bukan karena tulisan dan karyaku sendiri, tapi lebih karena Bapak lah yang membuatkan konsep dan aku yang meng-copy dan mengembangkannya. Jadi, kalau dilihat dari segi orisinalitas akan sangat kurang. Namun dari situ aku melihat bahwa Bapak memiliki harapan yang besar padaku untuk ketrampilan yang satu ini.

Menginjak SMP sampai kuliah, keinginan menulis selalu ada, tetapi aku hanya ingin mengikuti lomba penulisan, tanpa pernah berani memasukkan satu karyaku disana. Namun aku selalu menuliskan isi hati di buku-buku diary yang sampai sekarang masih tersimpan utuh di lemari buku. Sesekali aku membaca kembali catatanku itu. Dan yang ada hanya geli dan malu karena ternyata yang kutuliskan pasti cerita cinta monyet, suka-sukaan sama temen-temen cowok kecilku. Dan gawatnya lagi, buku-buku diary itu, sekarang suka di bawa-bawa oleh anak pertamaku, yang sudah bisa membaca. Dia suka buku itu, klasik katanya, dipakainya untuk notes.Takutnya dia baca-baca isi buku itu, dan terinspirasi untuk juga suka-suka dan cinta monyet,karena ibunyapun dulu begitu. Waaaaah gawaaaat.

Nah sekarang, sudah pepeg istilahnya…yaitu niatnya sudah bulat untuk menjadi penulis. Oleh karena itu, catatan akhir tahun ini kuumumkan kepada dunia, bahwa aku ingin menjadi penulis…

Enjoying anytime anywhere”

Amiiiiin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline