Petai atau mlanding (Parkia speciosa) merupakan pohon tahunan tropika dari suku polong-polongan (Fabaceae), anak-suku petai-petaian (Mimosoidae). Tumbuhan ini tersebar luas di Nusantara bagian barat. Bijinya, yang disebut "petai" juga, dikonsumsi ketika masih muda, baik segar maupun direbus atau digoreng. Pohon petai menahun, tinggi dapat mencapai 20m dan kurang bercabang. Daunnya majemuk, tersusun sejajar. Bunga majemuk, tersusun dalam bongkol (khas Mimosoidae). Bunga muncul biasanya di dekat ujung ranting. Buahnya besar, memanjang, bertipe buah polong. Dari satu bongkol dapat ditemukan sampai belasan buah. Dalam satu buah terdapat hingga 20 biji, yang berwarna hijau ketika muda dan terbalut oleh selaput agak tebal berwarna coklat terang. Buah petai akan mengering jika masak dan melepaskan biji-bijinya.
Banyaknya peminat petai menjadikan makanan ini banyak digemari oleh masyarakat, baik segar maupun sudah diolah. Saat masih mentah harga pasaran petai menyentuh Rp10.000 sampai Rp20.000 perikatnya tergantung jenis petai apa yang dijual. Sedangkan biasanya yang dijual dipasar yang sudah tidak ada kulitnya biasanya menyentuh harga Rp133.000 per KGnya. Sedangkan jika sudah diolah harga nya lebih bervariatif tergantung bahan apa yang digunakan untuk mengolah masakan tersebut, biasanya harga yang ditawarkan mulai dari Rp5.000 atau pun bisa lebih dari itu, dengan harga yang begitu bervariasi mambuat banyaknya makanan yang berbahan dasar petai dinikmati oleh masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H