Lihat ke Halaman Asli

YULIANUS ERIK

pengganguran

Pemasokan Cabai yang Mengalami Penurunan Mempengaruhi Para UMKM

Diperbarui: 6 Desember 2023   00:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: kamera HP/Dokpri

Cabai adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana pemanfaatannya. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa untuk makanan. Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) termasuk dalam famili terong-terongan dan tergolong tanaman semusim atau tanaman berumur pendek. 

Tanaman cabai rawit merupakan jenis tanaman perdu yang memiliki kayu, bercabang dan tumbuh dengan tegak. Habitat tanaman cabai rawit yaitu di dataran tinggi maupun dataran rendah. Karena itu para petanu banyak yang membudidayakan tanaman cabai ini menjadi tanaman penghasil rupiah. Siapa yang tidak kenal makanan Indonesia yang disetiap masakannya hamper semua menggunakan cabai sabia bumbu penyedap yang tidak dapat ditinggal.

Dengan banyaknya penggemar manakan yang satu ini membuat petani cabai dapat mearup keuntunga ratusan juta rupiah dalam sekali panen nya. Mengutip dari data pusat Informasi Harga pangan Strategis Nasional, harga rata-rata dari cabai rawit merah ini berkisar Rp55.750 per KGnya sementara yang cabai rawit hijau berkisar Rp44.500 per KGnya. 

Harga ini menjadi naik dipicu oleh pemasokan cabai dipasaran mengalami penurunan atau tidak maksimal ditahun ini sehingga memaksa petani untuk menaikan harga pasaran cabai. Hal ini tentunya sedikit banyak akan mempengaruhi para UMKM yang mengunakan bahan cabai sebagai bumbu utama dalam hidangan lezatnya maupun tempat makan lainnya yang mengunakan bahan dasar cabai.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline