Lihat ke Halaman Asli

Sepuruiru

Mahasiswa

Dari Limbah Onderdil Jadi Hasil

Diperbarui: 27 Juni 2024   16:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri (Ami Muzdalifah & Dinda Nur Azizah Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Muhammadiyah Kuningan)

Pada era modern saat ini banyak yang semakin sadar akan dampak buruk limbah bagi lingkungan, namun tak sedikit juga yang mengabaikan mengenai pencemaran lingkungan rusaknya ekosistem alam dan dampak negatif dari limbah yang dihasilkan manusia. Termasuk limbah dari sisa- sisa bahan otomotif seperti motor, mobil, atau kendaraan lainnya yang kerap kali menumpuk dan menjadi limbah yang tidak berguna. 

Sementara itu daur ulang limbah onderdil menjadi langkah penting dalam menjaga kelestarian alam. Tidak hanya membantu mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir, daur ulang komponen otomotif juga memberikan manfaat ekonomis dan ekologis yang signifikan.

Pada kesempatan observasi pada tanggal 29 Mei 2024 kami 2 orang mahasiswi STKIP Muhammadiyah Kuningan berhasil mewawancarai Kang Asep selaku salah satu pengrajin limbah otomotif yang berlokasi di Jl. Cirendang-Cigugur, Kab. Kuningan Jawa Barat. Berdasarkan hasil wawancara bengkel tersebut bernama "ART SHOP" tidak diketahui tahun berdirinya bengkel dan tahun awal memulai mengerjakan kerajinan limbah onderdil tersebut.waktu yang tepatnya.

Dokpri (ART SHOP berlokasi di Jl. Cirendang-Cigugur, Kab. Kuningan Jawa Barat)

Kang Asep merupakan orang yang bergabung pada bengkel itu semenjak duduk di bangku SMA sekitar tahun 2016. Diketahui kang Asep itu bukan pemilik utama bengkel tersebut namun beliau sebagai partner dari pemilik bengkelnya, pemilik utama dari bengkel ini sudah tutup usia sekitar tahun 2021, jadi pada tahun itu juga bengkel tersebut dipindah tangankan kepada kang Asep. 

Awalnya bengkel ini hanya berfokus pada modifikasi motor vespa, namun setelah melihat banyak nya limbah otomotif yang cukup melimpah dan berkurangnya konsumen yang memodif motor vespa nya akhirnya pemilik bengkel sebagai owner dan kang Asep berinisiatif untuk merakit limbah-limbah onderdil tersebut menjadi beragam karya unik yang bernilai ekonomis.

Karya yang dihasilkan pertama kali berupa pajangan yang berbahan dasar onderdil motor. Setelah berjalannya waktu tak tanggung-tanggung mereka berhasil merakit beragam karya unik dari limbah onderdil, kang Asep dan pemilik utama sampai berhasil mendapat orderan dari luar negeri yaitu Australia. 

Kang Asep mengaku awalnya hanya hobi dalam merakit limbah onderdil tersebut, "saya dan pemilik bengkel (alm) awal mula merakit limbah onderdil hanya dari keisengan dan hobi saja, tidak ada tata cara khusus dan tidak ada tingkat kesulitan yang benar-benar menyulitkan dalam merakit atau membuat karya dari limbah otomotif karena memang sudah didasari dari hobi", Ucap Kang Asep. 

Bengkel ini juga memperoleh orderan untuk membuat tugu di salah satu daerah di Cirebon tepatnya di kota Sumber dari bahan knlapot brong, diketahui mereka menghabiskan budget sebesar Rp. 150.000.000 untuk modal pembuatan tugu tersebut.

(Tugu udang berbahan dasar knalpot brong berdiri tegak di samping pos polisi lampu merah Sumber, Kabupaten Cirebon)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline