Monika menatap layar gawainya,
senyum yang sekilas tersungging, langsung memudar. Kekesalan itu bertimbunan di pikirannya. Ini masalah menantu perempuan, istri anak lelaki sulung yang sangat disayangi dan dia banggakan.Apa yang pernah digadang-gadang olehnya, memudar seiring waktu. Postingan menantu perempuan, yang semula Monika pikir adalah gadis yang akan menjadi istri sederhana, seperti terlihat awal mula berkenalan, manis dan penurut, ternyata bukan yang didapatkan sekarang, sudah berubah total.
Postingan yang menyatakan bahwa seorang suami seharusnya tidak tinggal lagi dengan orang tuanya kalau sudah berkeluarga, menyiratkan sebenarnya wanita muda itu ingin hidup terpisah dari Monika dan suaminya. Padahal anak sulungnya baru saja mulai bekerja Postingan foto rumah idaman yang dilihatnya kemarin, sudah terasa melukai dirinya.
Monika sedang berfikir apa yang salah dengan hubungan antara keduanya. Ia menyekolahkan gadis muda itu, membayar biaya kuliahnya hingga lulus. Memanjakan wanita muda yang dipikirnya akan tahu rasa berterima kasih, setidaknya menghargainya, kini lambat laun kehilangan rasa.
Menantu perempuannya mulai menuntut ini dan itu, Monika dan suaminya hanya mengalah demi kebahagiaan anak sulung yang punya dua adik laki-laki. Mulai menjadi penguasa rumah besar yang ditinggali oleh mereka.
Hari ini postingan tentang seorang suami yang ideal dengan caption ' andai suamiku seperti ini, alangkah bahagianya aku'. Sesuatu seperti menampar Monika, apa yang sebenarnya dipikirkan wanita itu? Tahu kalau bapak dan ibu mertuanya juga menjadi teman di FB, kok posting begitu.
Bertambah lagi kelakuannya ketika hamil dan akhirnya melahirkan, jarang merawat bayinya, manjanya luar biasa, maunya hanya pergi dan dolan dengan teman lamanya. Suami Monika mengkritik dan berakhir menantu perempuan itu tidak mau tinggal di rumah Monika, memilih tinggal di rumah ibunya yang tidak punya kamar khusus untuk keluarga baru itu. Akhirnya Monika dan suaminya berusaha membujuk agar balik lagi ke rumah besar yang hanya dihuni dua orang karena dua anak lelaki yang lain, kuliah di luar kota. Belum lagi setiap kali mengungkit bahwa mantan pacarnya masih suka chat dengan dia. Monika bersabar dan akhirnya kesabarannya habis hari ini.
Ia menutup matanya, airmatanya menetes, kemana gadis manis dan menyenangkan itu pergi?
Sekarang justru menjadi duri dalam daging dalam hubungan dengan anak sulungnya. Membuat dirinya merasa tak berguna. Kalau tidak merasa kasihan dan sangat sayang pada cucu pertama yang dia suapi tiap saat, dia pasti mengkritik menantunya.
Postingan menantunya menghancurkan perasaan Monika, dia tidak tahu bagaimana reaksi suaminya membaca postingan tentang keluhan betapa lelahnya menjadi istri, betapa inginnya punya rumah sendiri, betapa enaknya punya suami ideal, padahal Monika merasa sudah amat sangat mengalah dan memanjakan, yang kini menjadi bumerang. Ia menilai menantunya tak tahu diri.
Suasana rumah berubah begitu dingin sejak Monika membaca beberapa postingan di Facebook itu. Ia membiarkan saja dan tidak ikut mengurusi apapun lagi yang bukan urusannya.