Hobi bersepeda punya efek samping
ternyata, salah satunya jadi mengetahui ada Pasar yang hanya buka di hari pasaran.Seperti beberapa hari yang lalu, pas hari pasaran Pon, kami bersepeda menuju Pasar Pakem dan belum lama juga mengetahui bahwa di Terminal Pakem ada pasar yang hanya buka pas Pon dan Legi tadi, kalau pasar yang biasa buka tiap hari dari pagi hingga siang.
Di pasar tiban ini kebetulan ada yang jual talas, ya mungkin talas beneng, karena warnanya bukan ungu di dalamnya, seperti talas bogor.
Kami membeli satu setengah kilogram seharga delapan belas ribu rupiah. Sebenarnya di sebelah Utara pasar Pakem, tempat kios penjual pisang, ada juga yang menjualnya dan kami dulu pernah membeli disana.
Pasar Pakem atau Pakem merupakan destinasi para goweser, ada pos pit disana. Pos kami adalah pasar. Maklum sekalian cari jajanan. Banyak jajanan tradisional yang nams dan bentuknya sudah langka. Ada Kemolang, bukan kerupuk Palembang, tetapi jadah dari ketan yang dihaluskan lalu digoreng. Lalu Mentho dari menir beras yang di dalamnya diisi parutan kelapa dengan rasa sedikit pedas dan teri, lalu ada jajanan dari Kulon Progo seperti Geblek dan nasi jagung yang dihaluskan, ketela pohon yang dihaluskan dan dibumbui ditambah kacang tholo lalu digoreng, setahu saya namanya Brangkal. Pokoknya sangat beragam serta murah meriah.
Kembali ke talas tadi, digoreng atau dikukus Gagangnya dibikin Sayur lodeh dengan
tambahan tempe dan sedikit ayam. Yang menurut istri saya kok ' nyleneh' . Karena usulan saya agar gagang talas dimasak. Akhirnya istri mencoba membuat sayur lodeh dari bahan tadi.Bahan : Gagang Talas
Tempe, Ayam.
Bumbu yang diiris : Bawang Merah, Bawang putih, cabe rawit.
Bumbu yang ditambahkan lagi untuk sayur lodeh adalah sedikit petai, rese dan lengkuas.
Bahan lain adalah santan, gula, garam dan bumbu perasa.