Tinto mendapat undangan reuni para pensiunan kantornya. Entah mengapa dia
malas, banyak kenangan yang sebenarnya tak ingin diingatnya, tentu saja kenangan buruk di tempat pekerjaannya.Kekecewaan yang akhirnya ke level ' pasrah'. Selamat datang ke hutan belantara, kata orang. Orang yang solid justru sulit sekali naik pangkat di tempatnya, sementara yang suka main jegal, tukang menyuruh, tukang adu domba atau tukang yang bisa memenuhi standar 'asal bos senang', melejit kariernya, begitu juga yang ' asal ada uang jalan, tak ada mending diam' yang akhirnya jadi meroket tinggi kariernya. Lalu dirinya bertanya pada dirinya' bertahan atau pindah'. Dia tidak ingin seperti mereka, dia ingin bekerja sebaik mungkin. Tak peduli teman ternyata musuh, dia tak ingin mencari musuh.
Level keprasahan akhirnya menang, dia memikirkan kebutuhan keluarganya dan gaya lugunya tidak akan menang di hutan rimba yang ganas. Jadi dijalaninya semua sebaik mungkin. Diacuhkannya segala gundah gulana karena dia ingin bekerja dan tak butuh dilihat.. Suatu ketika teman seangkatannya menjadi atasannya, Tinto lumayan terkejut dan akhirnya setelah tahu siapa di balik semua kemudahan itu, dia tidak lagi kaget.
Perusahaan yang hampir semua karyawannya punya kerabat, hanya dia sepertinya yang tak memiliki kerabat. Berdasarkan tes murni dan keberuntungan menyertainya. Ketika membuat kesalahan, tak akan ada pembelanya.
Namun tidak keberuntungan selanjutnya, suatu ketika ada anak buahnya yang melakukan kesalahan,sebagai atasan dari karyawan yang melakukan kesalahan itu, dia harus bertanggung jawab, jika orang lain mungkin tidak sekeras hukuman skorsing yang dijalaninya . Tahun berlalu dan dirinya seperti jalan di tempat, namun entah kenapa dirinya merasa tidak memiliki beban.
Akhirnya karena terus didesak temannya untuk datang ke reuni, dengan sikap masih seperti dulu yang sederhana serta menjalani hidupnya tanpa mengalami 'sindrom paska pensiun, dia datang.
Begitu banyak perubahan yang mengejutkan, kehidupan yang berubah sangat drastis, yang dulunya hidup bergelimang uang karena bekerja di lahan basah, kini hampir tak terlihat semua itu.
Ada yang bahkan bercerai setelah pensiun, ada yang uangnya habis untuk berobat, segala sesuatu jungkir balik. Ada yang terlihat begitu tua dengan cepat.
Entah hanya di benaknya atau kenyataannya, dirinya merasa tak berubah banyak, keberuntungan dan kesuksesan anaknya justru sudah cukup menghibur hati dan membuat hidupnya tentram.
Jalan, jalan yang tak pernah dimengertinya, namun dirinya tahu benar dia telah pernah memiliki jalan yang sesuai yang ia lewati dengan penuh totalitas.
Cerita rekaan.