Aku bersedih, istriku bersedih, kepulangan dua anak lelaki ke rumah di masa pandemi, bukan tanpa alasan. Keduanya merantau, yang satu resign karena menurutnya gajinya sekarang sedikit. Tidak ada bonus lagi, tidak ada pekerjaan keluar kota dan menginap di hotel minim bintang 4, tidak ada uang saku lagi, tidak ada kesenangan lagi.
Yang nomor dua diminta cuti, seperti semua karyawan lain, ada yang masih dipekerjakan kelak, ada yang diputus kontrak kerjanya, karena omzet perusahaan sedikit, imbas dari pandemi.
Yang mengejutkan adalah keduanya tidak bilang kalau mau pulang, tahu-tahu sudah ada mobil berhenti di depan rumah di dini hari, dengan koper penuh dengan semua barang.
"Ayah, aku resign dari pekerjaan, soalnya capek dah" Katanya. Aku agak kecewa dengan apa alasannya, capek? Ayahmu bekerja keras tak mengenal kata capek dan lelah, bukan menjadi kaum rebahan yang punya handphone dua, yang satu untuk komunikasi, yang satu untuk main game. Itu kalimat yang hampir terucap, apapun yang dia pilih, tetapi resign di masa pandemi menurutku sama sekali tidak tepat, berapa banyak yang kehilangan pekerjaan, sementara yang punya pekerjaan lumayan malah melepaskannya begitu rupa.
Berhari-hari suasana muram, tiap hari aku berfikir kenapa dia harus resign di masa sulit ini. Aku berfikir tuntutan anakku terlalu tinggi, meski gajinya lumayan, tetap saja tidak puas, yang sayangnya dibelikan segala sesuatu hanya untuk menuruti pacarnya.
Sekarang ini anak lelaki sulung sudah dijauhi pacarnya karena melepaskan pekerjaan, dia nampaknya santai saja.
Tiap hari pekerjaannya nongkrong di sebuah working space yang bertebaran di dekat rumah, entah apa yang dilakukannya sendirian.
Satu setengah bulan berada di rumah, dia membuat kami terkejut, suatu sore.
"Ayah, setengah bulan lagi aku akan berangkat, jangan marah kalau aku resign pekerjaanku, aku ingin mendapatkan sesuatu yang lebih " Katanya.
" Apa itu nak? ini masa sulit, seharusnya kamu pikir ulang untuk resign, orang di luar sana kehilangan pekerjaan, sementara kamu melepaskan posisi yang terbaik saat ini" Kataku.
"Ayah aku sedang menghubungi agen yang mengurus visaku, setengah bulan lagi aku akan berangkat"