Di masa serba canggih ini, segala hal dipermudah, termasuk dalam pembelian makanan secara online. Begitu banyak bermunculan mitra dari penjualan makanan secara online, baik yang sudah siap saji ataupun harus dimasak dulu.
Beberapa pengalaman atau hal yang berkaitan dengan masalah pembelian makanan secara online ini adalah :
- Suatu ketika memesan makanan yang harganya lumayan miring, foto dan kemasannya bagus. Dengan gembira siap untuk mencoba, bungkus makanannya berlogo bagus, begitu bungkusnya dibuka, kami benar- benar kecewa dengan makanan yang disajikan, seperti tidak fresh sayurnya, misalnya oseng- oseng tempenya seperti digoreng ulang jadinya kering sekali. Ya pantas harganya juga miring, tetapi saya pikir biayanya justru besar dibungkusnya.
- Saya lebih suka membeli makanan yang siap atau sudah dimasak, ataupun kalau dimasak juga lumayan cepat, sebagai contoh suatu ketika memesan ayam panggang, ternyata harus pengendara ojol harus menunggu 30 menit masakan matang, saya ganti yang lain, kasihan juga pengendara ojolnya.
-Agak fanatik terhadap masakan yang sudah pernah saya beli langsung, sangat jarang mencoba yang benar-benar baru.
-Saya pertimbangkan juga jarak restauran, biasanya misalnya ada beberapa cabang restauran, yang terdekat dan umumnya antriannya lebih sedikit (karena biasanya sudah mengetahui kondisi harian restauran).
Saya rasa itu saja pengalaman saya memesan makanan online dan cukup membantu di saat dibutuhkan dan saya sedang malas keluar rumah.
Bagaimanapun penjual makanan online ini tetap harus menjaga kualitas, porsi, sesuai antara gambar dengan kenyataan, ataupun rating yang sudah ada, agar tetap bisa eksis dan tidak ditinggalkan pelanggan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H