Kreatifitas yang baik adalah ciptaan manusia yang bermanfaat bagi sesama yang ditampilkan atau diwujudkan dalam bentuk yang paling sederhana.
(cheyou lee 1957)
Beberapa hari lalu Aisul mengirimkan pemberitahuan rencana pameran karyanya dengan tema "DAULAT". Entah apa yang ingin ia sampaikan dengan tema daulat, bisa saja ini sebuah respon atas ramainya persoalan politik khususnya pilihan presiden. Dan beberapa hari sesudahnya setelah saya meminta kiriman foto karya Aisul, saya menerima foto foto sketsa yang rencananya akan Aisul pamerkan di Balai Budaya Jakarta.
Karya sketsa Aisul yang sangat ekspresif, artistik dan "jujur " ini segera mengingatkan saya akan masa awal belajar di ASRI (1978) yang sekarang telah menjadi ISI Jogjakarta. Sketsa merupakan tugas awal disamping tugas lainnya bagi siswa khususnya jurusan seni lukis. Untuk membuat sketsa siswa diwajibkan turun langsung ke lapangan seperti pasar tradisionil, jalan jalan seperti jalan Malioboro dan juga tempat tempat khusus seperti candi prambanan, Kraton Jogja. Objek lainnya boleh dicari sendiri.
Begitu antusiasnya belajar sketsa, siswa banyak yang mencari objek-objek / tempat yang unik, seperti kolong jembatan dekat kota baru yang juga menjadi tempat pembuangan sampah. (1978) Awal memasuki wilayah ini banyak teman tak kuat menahan bau sampah, tak sedikit yang muntah ketika hembusan angin membawa bau busuk melewati hidung. Namun niat belajar yang tinggi mengalahkan rasa bau, bahkan beberapa hari kemudian kita nyaman tiduran disana, dibawah tenda kecil, bahkan berbincang bincang dengan para pemulung disela istirahat mereka.
Hasil kerja lapangan ini diakhir bulan pertama langsung dipamerkan di gang antar kelas (ASRI Gampingan) sebagai apresiasi dan evaluasi. Pameran awal ini pasti sangat berkesan bagi mereka yang pernah melakukannya. Bagi saya sendiri pameran di gang kelas ini adalah pameran yang paling terasa membanggakan. Pameran yang menumbuhkan rasa percaya diri dan keyakinan kuat untuk melangkah menjadi seorang perupa, paling tidak di Indonesia. Malam hari memasang karya, paginya merasakan diri sebagai "pelukis".
Pelajaran sketsa barangkali merupakan pelajaran dasar yang paling penting bagi siswa ISI Jogja, hingga saat ini banyak sekali siswa ISI yang mendominasi dunia seni rupa Indonesia. Bahkan tak sedikit perupa ISI yang telah mendunia.
Aisul adalah seniman yang juga pernah belajar di ASRI Jogja, tentu ia juga telah merasakan "siksaan" mengerjakan sketsa yang akhirnya menghasilkan kemampuan melukis yang baik.
Sketsa adalah karya seni rupa yang umumnya dikerjakan diatas kertas dengan tinta cina dan ditorehkan dengan berbagai alat bisa kwas, pena bahkan lidi. Walau untuk mengerjakan sketsa di ASRI / ISI bahan dan alatnya tak pernah dibakukan atau bebas, bahkan alat dan bahan ini juga sering menjadi media unjuk kreatifitas bagi siswa.
Karya Aisul yang dipamerkan saat ini, dapat menjadi pameran yang sangat menarik. Paling tidak melalui pameran ini kita diajak untuk memahami dan mengerti berbagai persoalan seni rupa.