Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki potensi perikanan dan kelautan yang sangat melimpah. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia tentu memiliki potensi hasil laut yang tidak sedikit. Apalagi, 30 persen dari total 70 persen perikanan Asia Pasifik ada di Indonesia. Potensi lestari sumber daya ikan laut yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan zona ekonomi eksklusif (ZEE) diperkirakan mencapai 12,54 juta ton per tahun. (Tim Redaksi Rabu, 13/01/2021).
Kekayaan sumber daya hayati laut ini seharusnya menjadi pilar utama perekonomian nasional dan penopang kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil. Namun, realita di lapangan menunjukkan adanya kesenjangan antara potensi yang ada dengan pemanfaatan yang optimal dan berkelanjutan. Praktik penangkapan ikan yang merusak, kerusakan ekosistem laut akibat pencemaran dan perubahan iklim, serta minimnya teknologi dan akses pasar, menjadi beberapa tantangan utama yang menghambat terwujudnya kesejahteraan masyarakat pesisir.
Desa 3 T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal) adalah sebutan Desa Tani Baru, desa yang terletak di pesisir Anggana, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Desa Tani Baru, sebagai salah satu contoh desa yang bergantung pada sektor perikanan dan kelautan, mengalami permasalahan serupa. Meskipun memiliki potensi sumber daya laut yang cukup besar, pendapatan masyarakat Desa Tani Baru masih relatif rendah dan belum merata. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: keterbatasan akses terhadap teknologi penangkapan ikan modern, rendahnya pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola sumber daya perikanan secara berkelanjutan, serta minimnya dukungan infrastruktur dan akses pasar yang memadai. Kondisi ini berdampak pada rendahnya produktivitas perikanan, kualitas hasil tangkapan yang kurang baik dan harga jual yang rendah. Akibatnya, kesejahteraan masyarakat Desa Tani Baru belum tercapai secara optimal.
Oleh karena itu, optimalisasi potensi perikanan dan kelautan di Desa Tani Baru menjadi sangat penting. Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan masyarakat, tetapi juga untuk memastikan keberlanjutan sumber daya laut bagi generasi mendatang. Optimalisasi ini membutuhkan pendekatan terpadu yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), sektor swasta, hingga masyarakat Desa Tani Baru sendiri. Pendekatan tersebut harus mencakup aspek teknologi, manajemen sumber daya, pemasaran, dan pemberdayaan masyarakat. Dengan demikian, Desa Tani Baru dapat menjadi contoh keberhasilan dalam mengelola potensi perikanan dan kelautan secara berkelanjutan dan berkeadilan, sehingga tercipta kesejahteraan yang merata bagi seluruh warganya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam upaya tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H