Lihat ke Halaman Asli

Yulianti Noor Islami

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Media Boneka Wayang dan Tebak Gambar Sebagai Stimulus Perkembangan Bahasa Anak SD

Diperbarui: 20 April 2023   11:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Bahasa merupakan alat komunikasi berupa sistem simbol bunyi yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lainnya baik secara verbal maupun non verbal. Kemampuan bahasa pada anak dapat diperoleh dari lingkungan dimana anak melihat bagaimana orang lain berkomunikasi, sehingga anak dapat memproses dan mengingat kata/simbol yang ia dengar atau lihat dan dapat mencoba untuk mengucapkan dan mengekspresikannya. Sementara itu, perkembangan bahasa merupakan peningkatakan kemampuan penguasaan alat berkomunikasi baik secara lisan, tulisan, isyarat, ataupun simbol-simbol tertentu. Bahasa berperan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, oleh sebab itu kemampuan bebahasa yang baik perlu dikembangkan sejak dini melalui stimulus-stimulus yang dapat memberikan implikasi positif bagi kemampuan bahasa anak.

Saat ini mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Kamda Cibiru telah melaksanakan implementasi media stimulus perkembangan bahasa pada peserta didik SD. Media telah diimplementasikan pada siswa kelas 2 SD yang berjumlah 23 orang pada tanggal 10 April 2023 di SD Labschool UPI Cibiru. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari tugas perkuliahan yang dilaksanakan secara projek (PjBL) pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik SD yang diampu oleh ibu Triana Lestari, S.Psi., M.Pd. Bersama dengan bimbingan dari dosen terkait, projek ini dilaksanakan oleh empat mahasiswa yaitu atas nama Raudhatul Khasanah, Tri Astuti Wulandini, Yulianti Noor Islami, Yunisa Sapphira Titalia yang merupakan mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Pelaksanaan projek dimulai dengan kegiatan observasi dengan mengamati siswa SD dari sisi aspek perkembangan bahasa. Observasi dilakukan dengan mengamati siswa SD yang sedang dalam proses pembelajaran. Saat observasi berlangsung, ditemukan beberapa indikator permasalahan yang perlu dikembangkan pada anak SD yaitu diantaranya sebagai berikut.

a.) Kemampuan fokus

Pengamat menemukan sebagian anak yang tidak fokus saat proses pembelajaran berlangsung seperti tidak memperhatikan guru ketika guru sedang berbicara.

b.) Pemahaman informasi

Saat diberikan instruksi yang lebih kompleks oleh guru, anak mengalami sedikit kesulitan untuk memahami dan mengingat apa yang dilihatnya.

c.) Mengkomunikasikan pikiran

Pengamat menemukan terdapat anak yang mengkomunikasikan kembali pada temannya apa yang dikatakan oleh gurunya, akan tetapi secara singkat.

d.) Bahasa tubuh

Pada saat observasi, pengamat mengajukan pertanyaan sederhana pada satu anak, dan anak tersebut menjawab dengan menggunakan bahasa tubuh (menunjuk sesuatu).

e.) Etika berbahasa

Pada saat observasi, pengamat menemukan terdapat anak yang penggunaan bahasanya kurang baik dan sopan.

Setelah menemukan beberapa permasalahan, hal yang dilakukan selanjutnya yaitu perancangan media yang dapat menjadi solusi atas permasalahan yang ditemukan. Pengamat merancang dua media perkembangan bahasa yakni melalui media “Boneka Wayang” dan games “Tebak Gambar” yang selanjutnya diimplementasikan pada anak SD.

  • Pembuatan Media Boneka Wayang
  1. Susun cerita yang memuat pesan tentang etika berbahasa
  2. Cari dan print gambar animasi yang sesuai dengan karakter pada cerita yang akan didongengkan (masing-masing karakter diprint sebanyak dua)
  3. Kemudian, gambar-gambar tersebut digunting sesuai bentuknya
  4. Tempelkan sepasang bentuk karakter yang sama menggunakan lem dengan terdapat tusuk sate di bagian tengahnya agar karakternya dapat dipegang

Cara kerja media tersebut ialah dengan menceritakan dongeng yang telah disusun melalui boneka wayang. Dongeng diceritakan secara interaktif melibatkan anak seperti menanyakan beberapa pertanyaan ditengah-tengah saat sedang bercerita. Media ini dapat mengedukasi anak karena dongeng yang diceritakan mengandung pesan etika berbahasa seperti ucapan permisi, minta tolong, terima kasih, dan maaf.

  • Pembuatan Media Tebak Gambar
  1. Cari gambar animasi hewan di internet, lalu print
  2. Gunting gambar-gambar tersebut sesuai bentuknya
  3. Siapkan kardus bekas, lalu potong kardus bekas tersebut membentuk persegi dengan ukuran menyesuaikan gambar yang telah diprint 
  4. Selanjutnya, kardus tersebut dilapisi dengan kertas HVS menggunakan lem
  5. Tempel gambar animasi hewan yang telah digunting pada kardus yang telah dilapisi HVS, kemudian tuliskan nama hewan tersebut menggunakan spidol 

Cara Kerja Media Tebak Gambar :

1.) Guru membagi anak di kelas menjadi 2 kelompok

2.) Masing-masing kelompok terdiri dari jumlah anak yang sama

3.) Dihadapan anak terdapat box yang berisi kartu bergambar hewan

4.) Satu anak dari masing-masing kelompok akan menjadi penebak gambar pertama yang memulai permainan

5.) Posisi penebak gambar berada di depan barisan kelompoknya masing-masing dan posisinya berdiri di depan menghadapi teman-teman kelompok barisannya

6.) Anak-anak yang berada pada barisan akan bergantian mengambil kartu gambar hewan yang berada pada box dihadapannya sesuai urutan barisan

7.) Setelah mendapati kartu bergambar, anak harus memberikan clue pada penebak gambar dihadapannya untuk menebak gambar hewan yang terdapat pada kartu tanpa menyebutkan langsung hewan tersebut

8.) Anak dapat memberikan clue melalui bahasa verbal (seperti menyebutkan ciri-cirinya, dll) ataupun secara non verbal (memeragakan gambar)

9.) Apabila penebak gambar berhasil menebak gambar yang dimaksud oleh temannya, maka penebak gambar harus keluar dari games

10.) Penebak gambar selanjutnya digantikan oleh anak-anak yang berada pada barisan, terus berlanjut hingga barisan habis

11.) Pemenang adalah kelompok yang barisannya paling cepat habis

Media tersebut dapat membantu anak untuk melatih fokus dimana penebak gambar berusaha fokus terhadap apa yang dikatakan/diperagakan temannya. Kemudian melatih pemahaman informasi karena anak berusaha untuk memahami apa yang dikatakan/diperagakan temannya. Selanjutnya melatih untuk mampu mengkomunikasikan pikiran dimana anak yang mendapati gambar harus bisa menyebutkan/memeragakan ciri-ciri dari gambar yang ia lihat kepada penebak gambar. Terakhir yaitu bahasa tubuh karena anak harus bisa memeragakan gambar hewan yang ia lihat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline