Lihat ke Halaman Asli

Lafal Suci

Diperbarui: 1 Maret 2024   05:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apa yang dipikirkan oleh seorang pria
Yang bangun pagi satu jam sebelum waktu salat subuh
Berjalan ke surau untuk memanggil orang-orang untuk bangun
Untuk salat tahajjud atau makan sahur

Dengan suara yang tidak bagus
Suara yang tidak datang dari hati
Dia mengumandangkan adzan
Lafal lafal suci yang seharusnya indah

Suara yang asal bunyi
menembus malam yang sunyi
Dari cerobong pengeras suara ke setiap penjuru desa
Kalimah yang agung, diperlakukan dengan tidak hormat

Lalu pertanyaan lainnya, kepada pemimpin
Yang telah diberi uang oleh negara
Apakah mereka tidak mampu
Mencari seorang muadzin yang bersuara merdu

Suara yang datang dari hati
Hati yang tunduk dan merendah pada pemilik lafal suci itu
Hati yang tidak berteriak  karena ego diri
Hati yang menaruh lafal adzan sebagai kalimat suci.

Ku katakan melalui puisi ini
Betapa egois nya seorang pria
Mengumandangkan adzan tanpa kemurnian hati
Tubuhnya sadar, ego-nya pingsan

Adzan adalah panggilan untuk salat
Ia adalah kalimah agung
Ia berwibawa dan bermartabat tinggi
Ia adalah harga diri seorang muslim

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline