Sambil memeluk photo usang,
Ibu menangis di halaman belakang.
Ku pandang gerak geriknya dari jauh,
Berulang kali ia menyeka air mata.
Ibu terluka, aku terluka.
Teriakan ayah tadi siang,
Menyakiti dan memberi goresan luka di hati kami.
Ku dekati ibu dengan sangat pelan,
Duduk di samping sambil memeluk lengannya,
Cepat sekali raut wajahnya berganti,
Dipaksakan diri untuk tersenyum.
Bibirnya berucap,
Dalam kesulitan kita bersabar,
Malaikat akan berdoa kepada Allah untuk kita,
Mungkin esok atau lusa,
Akan ada hal lain yang Allah beri berkah,
Untuk penghibur lara.
Kita hamba, Allah yang punya kuasa.
Lirih aku menjawab,
Aku tahu ibu tahu harus memaknai seperti apa.
Setiap detik aku yakin pada ibu.
Julie Cerqueira,
05 Januari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H