Lihat ke Halaman Asli

♥♥♥ (2)

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

♥  Ku tarik nafas dalam diam ketika awan bercerita lewat rintik hujan yang ia tumpahkan diatas bumi pertiwi yang semakin tandus.

Menyapa ku sebentar lalu menilik ke tubuh yang lain,ku menikmatinya.Sungguh indah langit malam ini!! Gumamku pada heningnya angin yang berhembus.

Aku tau tapi aku tak mengertiSeperti rembulan yang mengintip lewat awan yang mendungDan diantara bayang-bayang muSeindah bungasedamai kalbuSesejuk embun kala mentari tersenyumEntahHari ini atau esokbayang-bayang itu menjadi nyata
Tak ku ketahuiKini....Masih aku dalam kesunyianMasih berperang dalam diamDan pula masih berharap dalam ketidakmampuanTuk setiap detik nafas yang kurasaMungkin..Bukan salahku atau kauPula bukan waktu!!EntahAku ersenyum dalam tawa palsuteriris dalam keangkuhan hati yang semakin membekuMencoba dan mencobaMerangkai hati yang pernah ku pecahkan sendiri

Puisi berbalas yang singkat namun indah dengan sosok  Denol  malam itu,namanya masih tersimpan rapih dalam hati kecilku hingga detik ini.Meski ku sadari aku tlah berdua dengan yang lain.

"U're de sweetis in evry moment Deb....",tutupnya dalam pesan singkat di handphone ku beriringan dengan lenyapnya rintik ujan yang menyapa tubuh mungil ku.

Ku lelapkan mata yang lelah diatas pangkuan empuk bantal lovepink kesayanganku dan berharap berjumpa dengannya dialam mimpi.....

.......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline