Semua orang pasti punya teman, tetapi tidak semua teman merupakan sahabat kita. Itu semua benar adanya. Teman bisa banyak tetapi hanya satu dua sajalah yang kita anggap sahabat. Teman yang benar-benar sahabat sejati kita akan teruji saat kita dalam keadaan terendah kita. Siapa yang tetap bertahan bersama kita di masa sulit kita itulah sahabat kita.
Waktu saya sakit di tahun 2015 yang lalu, teman yang sempat salah paham dengan saya justru dialah orang yang paling banyak menolong saya. Dia dan beberapa teman yang lain yang membawa saya pulang ke rumah saya yang sangat jauh Kota Semarang. Bahkan hingga hari ini, ketika saya mengalami kesulitan dia masih sangat peduli dan sangat sigap mencarikan solusi terhadap kesulitan yang saya hadapi. Melihat ketulusan dan segala kebaikan yang ia lakukan membuat saya malu dan menyesali sikap saya yang kurang baik terhadapnya di masa lalu. Kini saya menjadi lebih menghormatinya.
Hal ini berbanding terbalik dengan temanku yang lain yang dulu setiap hari kuboncengkan ke sekolah yang sudah kuanggap seperti sahabat justru kami sempat salah paham ketika aku berusaha menolongnya. Akan tetapi, apa yang kuanggap baik untuk menolongnya ternyata tak bisa diterimanya sebagai sesuatu yang baik sehingga kami sempat berkonflik. Sekalipun demikian, bukan berarti hubungan kami tidak baik hari ini. Kami sudah melakukan rekonsiliasi sehingga hubungan kami baik-baik saja hari ini.
Satu lagi teman yang saya anggap sahabat adalah dia yang selalu ada di saat ada musim hidupku. Di saat aku bahagia dia ikut berbahagia untukku, di saat aku dalam kesusahan dia selalu ada dan siap membantuku. Aku bersyukur di kelilingi oleh teman-teman dan sahabat yang baik. Tanpa adanya mereka di sisiku aku tak akan bisa bertahan hingga seperti sekarang ini.
Ada yang mengatakan bahwa orang-orang yang bertemu dan hadir dalam hidup kita adalah takdir. Mereka ditakdirkan bertemu dengan kita dengan membawa maksud tertentu dalam hidup kita. Seperti firman yang berkata "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya" (Amsal 27:17).
Cara saya menjaga persahabatan kami adalah melalui komunikasi yang baik, berusaha membantu sebisa kita jika mereka mengalami kesulitan. Serta yang tak kalah penting dilakukan adalah membawanya dalam doa setiap waktu dan kesempatan.
Alkitabpun mengajarkan bagaimana cara kita menjaga hubungan baik dengan sesame kita, yakni "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi" (Matius 7:12). Jika kita mampu melakukan firman tersebut niscaya kita memiliki hubungan yang baik dengan semua orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H