Cabai merupakan produk hortikultura yang mudah rusak sehingga tidak dapat disimpan untuk waktu yang lama. Jika tidak segera didistribusikan, cabai akan mengalami kerusakan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Kerusakan ini disebabkan oleh pengaruh fisik, kimiawi, mikrobiologi, dan fisiologis seperti kandungan airnya yang tinggi mencapai 90,09% menyebabkan cabai mudah diserang oleh mikroba seperti jamur Colletotrichum capsica yang dapat menimbulkan kerugian hasil panen hingga mencapai 65%.
Cabai yang disimpan pada suhu ruang hanya mampu bertahan hingga delapan hari. Namun, cabai dapat mengalami kerusakan atau pembusukan lebih cepat selama proses pengangkutan dan penyimpanan. Tingkat kerugian cabai mencapai 108 ribu ton pada tahun 2014.
Nilai ekonomi cabai lebih tinggi pada tahap distribusi kepada konsumen dibandingkan pada tahap-tahap sebelumnya. Hal ini dikarenakan panjangnya rantai distribusi yang menyebabkan cabai mengalami penyusutan.
Oleh karena itu, kehilangan pada tahap distribusi akan menimbulkan kerugian yang lebih. Sehingga diperlukan suatu upaya ataupun teknologi pascapanen untuk menghambat pembusukan cabai guna memperpanjang umur simpan cabai dan menahan flukltuasi harga cabai.
Hal tersebut yang menginspirasi 3 mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya yaitu Adzani Gaisani Arda, Yuliani Widiastutik, dan Nuriyya Saleh di bawah bimbingan Endrika Widyastuti, S.Pt, M.Sc, MP. untuk menciptakan inovasi teknologi modern yang aman, praktis, dan efisien dan dapat memperpanjang umur simpan sehingga bisa memenuhi kebutuhan konsumen, yaitu CHITOX (Chili Treatment Box): INOVASI ALAT PRESERVASI BERBASIS automatic CUV (VACUUM COOLING - UV) GUNA MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.).
CHITOX dilengkapi dengan teknologi sinar ultra Violet (UV) berfungsi untuk inaktivasi dan menghambat pertumbuhan mikroba tanpa menyebabkan perubahan kualitas, serta residu.
Kemudian, adanya Vacuum cooling berfungsi untuk memperlambat respirasi, menurunkan kepekaan terhadap mikroba, mengurangi jumlah air yang hilang, memudahkan pemindahan ke ruang pendingin. Kemudian pemberian edible coating dapat mengurangi aktivitas air sehingga dapat menghambat proses respirasi dan kontak oksigen, serta mencegah susut bobot.
Dengan adanya CHITOX, nantinya penjual cabai ditargetkan dapat menyimpan produknya 2x lebih lama dari pada penyimpanan tanpa perlakuan CHITOX. Di mana pada penggunaan CHITOX yang awalnya dalam menyimpan cabai pada suhu ruangan hanya 7 hari, kini dengan dapat menyimpan selama 17 hari. Kemudian penggunaan CHITOX juga dapat mengurangi laju respirasi dimana pertukaran oksigen juga berkurang sehingga mengurangi oksidasi vitamin C yang terkandung dalam cabai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H